Kerusakan lingkungan dan krisis iklim merupakan masalah global yang sangat kompleks dan tidak memiliki satu solusi mujarab untuk semua konteks.
Peran Media Dalam Kampanye Kendaraan Listrik
Solusi-solusi yang sudah ada pun masih belum sempurna dan harus terus diperbaiki. Hal inilah yang mengkhawatirkan dari bagaimana media mengkomunikasikan kendaraan listrik. Apakah kendaraan listrik bisa menjadi solusi iklim? Iya, tapi dengan banyak catatan, dan catatan ini seringkali tidak dijelaskan dengan transparan.
Media, sebagai institusi demokrasi, mestinya bisa menyajikan konteks yang lebih lengkap sehingga dapat membantu publik memahami dan menyikapi masalah di sekitarnya. Namun, yang terjadi adalah media hanya menggaungkan ulang narasi pemerintah dan korporasi.
Memang ada beberapa media alternatif yang mengawal proses dan memaksa transparansi, tetapi ini masih minoritas. Sedikitnya upaya media untuk menguji kebijakan pemerintah membuat publik hanya menjadi konsumen pasif yang hanya bertugas membeli barang yang dianjurkan oleh pemerintah.
Klaim bahwa kendaraan listrik lebih ramah lingkungan tidak hanya dikeluarkan oleh iklan perusahaan, melainkan juga berbagai konten media.
Penjabaran label ramah lingkungan yang dimuat dalam berita-berita paling banyak membahas soal pengurangan emisi karbon serta mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas.
BACA JUGA:5 Manfaat Menggunakan Sepeda Listrik, Sebagai Solusi Ramah Lingkungan dan Efisien
Konsumen yang sedang melirik kendaraan listrik karena alasan ramah lingkungan mendapatkan validasi dari media.
Maraknya pemasaran dan pemberitaan positif seputar kendaraan listrik ini memang disengaja. Pemerintah terlihat sangat mendorong adopsi kendaraan listrik yang masif.
Media secara aktif menggambarkan keseriusan pemerintah dalam mencapai target jumlah pengguna serta produksi kendaraan listrik, yakni 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada 2030.
Insentif dan kebijakan yang dibuat pemerintah pun ramai diwartakan, mulai dari subsidi pembelian, subsidi pajak, sampai pembebasan aturan ganjil genap untuk kendaraan listrik.
Elektrifikasi transportasi menjadi bagian dari agenda pemerintah untuk mengurangi jejak karbon hingga 41% pada tahun 2030.
Indonesia juga memiliki ambisi net zero emission atau emisi nol bersih yang ditargetkan tercapai paling cepat pada tahun 2045.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Motor Listrik Subsidi Pemerintah Terbaik 2024
Terlepas dari skenario-skenario yang telah dibuat atau apakah target ini masuk akal atau tidak, Indonesia tampak memiliki komitmen dalam transisi menuju energi bersih.
Target emisi nol bersih ini bukan berarti manusia ditargetkan tidak mengeluarkan emisi karbon sama sekali—itu tidak mungkin.