RADAR JABAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, mengimplementasikan status kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) sejalan dengan peningkatan jumlah kasus yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dalam satu bulan terakhir. Ada 238 kasus DBD dilaporkan dalam periode tersebut, dengan enam kematian terjadi akibat penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal, menjelaskan bahwa selama bulan Februari 2024 terjadi peningkatan kasus DBD dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, hanya terdapat beberapa puluh kasus dan dua orang meninggal karena DBD.
"Seiring melonjaknya kasus tersebut, Pemkab Cianjur menerapkan status kewaspadaan DBD di sejumlah wilayah yang banyak ditemukan kasus, termasuk sosialisasi untuk menjaga kebersihan lingkungan lebih digencarkan," ujarnya.
BACA JUGA:BPBD Cirebon Evakuasi Serta Penanganan Dampak Banjir di Tujuh Kecamatan
Menurut data, kasus DBD pada Februari 2024 mencapai 238 kasus yang telah ditangani dan menerima perawatan di RSUD Sayang Cianjur, dengan enam orang yang meninggal dunia. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, termasuk jumlah kematian pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit.
Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di beberapa wilayah ditingkatkan dan imbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan lebih diintensifkan.
"Tidak semua wilayah endemik dari 32 kecamatan, ada 4 kecamatan yang paling tinggi kasusnya seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, Karangtengah, dan Cipanas," tambahnya.
BACA JUGA:Bawaslu Bogor Menemukan Aksi Penggelembungan Suara di Beberapa Kecamatan
Yusman juga menjelaskan bahwa penyebab utama dari peningkatan kasus adalah curah hujan yang tinggi sejak akhir tahun 2023 hingga saat ini, ditambah dengan kemungkinan siklus 10 tahunan yang masih dalam prediksi. Oleh karena itu, status kewaspadaan baru diterapkan.
Namun, dia tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan status darurat DBD di Cianjur jika terjadi lonjakan kasus pada bulan Maret. "Jika kasus terus meningkat pada bulan Maret, kemungkinan akan diterapkan status darurat," katanya.
Yusman tetap mengimbau warga di seluruh wilayah Cianjur untuk meningkatkan gotong royong selama musim hujan dengan mengubur benda-benda yang dapat menampung air atau genangan air, sehingga tidak memberi tempat bagi nyamuk DBD untuk berkembang biak.*