RADAR JABAR - Penasehat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Jake Sullivan, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Jumat. Informasi ini disampaikan oleh pejabat senior pemerintahan Biden yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pertemuan tersebut akan berlangsung di kota Ramallah di Tepi Barat dan akan melibatkan pembicaraan mengenai syarat-syarat untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dengan yang terjadi pada 7 Oktober. Sullivan juga akan membahas dukungan bersejarah Amerika Serikat bagi Otoritas Palestina.
Diskusi diperkirakan akan difokuskan pada stabilitas di Tepi Barat, serta rencana untuk masa depan di Jalur Gaza yang mengalami pengepungan setelah serangan Israel. Pejabat tersebut menyampaikan harapannya untuk menjalani pembicaraan konstruktif dengan Otoritas Palestina.
"Kami berharap dapat melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Otoritas Palestina," ujarnya pada Kamis malam waktu Washington.
BACA JUGA:Pihak Palestina Wajib Tahu! Ini 6 Kelemahan Tentara Israel yang Sudah Diketahui Dunia
Serangan Israel di Gaza dimulai sebagai tanggapan terhadap serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan sekitar 239 orang dijadikan sandera, menurut data resmi.
Sejak saat itu, setidaknya 18.787 warga Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa, dengan sekitar dua pertiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Gaza. Pejabat menyatakan bahwa pasukan keamanan Otoritas Palestina berhasil menggagalkan upaya Hamas untuk memicu pemberontakan di tengah serangan lintas batas.
"Jaringan Hamas di Tepi Barat mencoba memicu kekerasan dan pemberontakan beberapa hari setelah 7 Oktober, dan upaya tersebut gagal karena pasukan keamanan Palestina benar-benar bekerja dengan sangat baik," ujarnya.
"Jadi, kami akan berbicara tentang pasukan keamanan Palestina, kami akan berbicara tentang upaya yang kami lakukan untuk mengekang kekerasan yang dilakukan pemukim ekstremis, yang sudah sering kami gaungkan dan akan terus kami lakukan, dan juga kapasitas Otoritas Palestina, yang kami akui perlu diubah, direvitalisasi," tambahnya
BACA JUGA:Tes DNA Yair Netanyahu Bocor, Buktikan Benjamin Netanyahu Bukan Yahudi Asli?
Amerika Serikat sedang mempertimbangkan kemungkinan memanfaatkan personel keamanan Otoritas Palestina di Gaza setelah perang berakhir untuk membentuk apa yang disebut pejabat sebagai "semacam pangkal pengelolaan" bagi Gaza.
Namun, peringatan diberikan bahwa ini masih dalam proses diskusi dengan Palestina, Israel, dan mitra regional.
Pertemuan ini akan berlangsung di tengah operasi serangan dan penangkapan yang meningkat oleh Israel di Tepi Barat, serta serangan yang semakin intensif dari pemukim sayap kanan Israel dan penyitaan properti warga Palestina secara paksa di wilayah pendudukan. Sejak 7 Oktober, hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat telah kehilangan nyawa.