Teori juga mengemukakan pandangan bahwa nenek moyang orang Jawa datang setelah pengembaraan yang dilakukan oleh seseorang bernama Ajisaka.
Ajisaka dianggap sebagai orang pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Jawa dan bersama pengikutnya membangun pemukiman, menjadi nenek moyang suku Jawa.
Ajisaka dikatakan mengembara setelah terjadi musibah yang menyebabkan air laut pasang dan menenggelamkan beberapa pulau di nusantara, yang sebelumnya terhubung dengan daratan Asia, termasuk Australia.
Legenda Ajisaka juga berhubungan dengan fenomena alam seperti letusan lumpur, dikenal sebagai Bledug Kuwu.
4. Teori Arkeologi
Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, para arkeolog sebenarnya berpendapat bahwa leluhur orang Jawa berasal dari Indonesia sendiri.
Hal ini diyakini setelah penemuan fosil manusia purba di beberapa daerah di Jawa, seperti Pithecanthropus erectus atau Homo Erectus.
Menurut para arkeolog, penduduk Jawa berasal dari manusia pribumi Indonesia. Penemuan fosil Homo Erectus lain di Trinil pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois juga mendukung teori ini.
Perbandingan DNA dilakukan antara fosil Homo erectus dan suku Jawa modern, dan hasilnya menunjukkan adanya kemiripan DNA, yang semakin meyakinkan para arkeolog bahwa asal-usul orang Jawa berasal dari pribumi.
5. Teori Sejarawan
Para sejarawan sebenarnya membantah pandangan para arkeolog. Menurut salah seorang sejarawan bernama Von Heine Geldern, asal usul orang Jawa di masa lalu disebabkan oleh migrasi penduduk dari Tiongkok bagian selatan, khususnya di wilayah Yunan, ke beberapa daerah di Nusantara.
Mereka kemudian menyebar ke berbagai daerah seperti Sumatera, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya pada zaman megalitikum, khususnya antara tahun 2000 sebelum masehi hingga zaman perunggu pada tahun 500 sebelum masehi.
Teori ini juga diperkuat oleh teori Doktor H. Kern, yang menyebutkan bahwa bahasa daerah di Indonesia memiliki kemiripan satu sama lain, sehingga diperkirakan berasal dari rumpun bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia.
Mengenal Karakteristik Orang Jawa
Namun, bagaimana cara mengenali orang Jawa dari segi kepribadian, sifat, atau karakter? Orang Jawa biasanya dilihat dari metode penanggalan suku Jawa, di antaranya ada weton, yang dalam bahasa Jawa berarti hari kelahiran.
Weton Jawa dihitung dengan menggabungkan hari dalam seminggu dengan hari pasaran Jawa. Jika hari biasa adalah Senin sampai Minggu, maka hari pasaran Jawa mencakup Pahing, Wage, Kliwon, dan Legi.