"Perhatikan tangan kiri dia. Ini belum pernah dikeluarkan. Jadi Polisi saat senang sekali itu hari sampai lompat," tandasnya.
Menurut Edi, selain itu Jessica juga menggunakan sedotan sebagai sarana agar Mirna secara tepat meminum zat racun sianida yang masih pekat agar segera bereaksi. Bahkan ia menantang 10 pengacara seperti Hotman Paris untuk membebaskan Jessica.
"Jadi ini nggak usah Pak Otto, segala Hotman Paris ikut-ikutan, percuma. Mau lawyer sepuluh kayak dia, nggak bakalan bisa menang. Saya kasih tau. Karena ini memang bener-bener dia (Jessica) ngeracun," kata Edi.
Edi dengan percaya diri mengungkapkan bahwa Jessica tidak akan pernah mendapatkan pengampunan dari Presiden Jokowi.
Edi juga memberikan respons terhadap kesaksian Reza Indragiri dalam sebuah film dokumenter Netflix, dimana Reza mengklaim bahwa dia menerima uang dari pihak yang diduga ingin menghentikannya memberikan keterangan mengenai kasus Jessica-Mirna.
"Betul, itu saya. Saya akuin udah," ujar Edi.
Ia mengaku menyelipkan sejumlah uang tersebut karena merasa kasihan dan sebagai uang ganti transport saat datang sebagai narasumber.
Edi juga menceritakan tindakan Reza Indragiri yang mendatangi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terkait uang yang ia terima.
"Dia ke KPK katanya saya nyuap. Tiga juta perak, kan disitu paling dikit 1 milyar dan harus merugikan negara. Emang dia siapa? He's nothing. He's nobody," pungkas Edi.
Merasa Tertipu oleh Netflix
Ayah kandung dari mendiang Wayan Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin mengungkapkan pendapatnya tentang film dokumenter yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Ice Coffee and Jessica Wongso' yang telah tayang di Netflix.
Film ini mengisahkan peristiwa tragis yang menimpa Wayan Mirna Salihin, yang diduga meninggal karena sianida yang terdapat dalam es kopi Vietnam.
Dalam dokumenter tersebut, Edi Darmawan Salihin terlihat sangat arogan ketika menjawab pertanyaan mengenai kematian Mirna.
BACA JUGA:Diduga Ada Kaitan Klaim Asuransi Mirna Sebesar 5 Juta Dolar dalam Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso
Edi kemudian memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, dan ia menyatakan bahwa ia merasa tertipu oleh Netflix dan sutradara film, Rob Sixsmith. Bahkan, ia mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh oleh konten dalam film dokumenter tersebut.
"Jadi pertama, saya mau jelaskan soal yang kelihatan mungkin saya arogan, saya salah. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan benar-benar saya izin untuk memberikan penjelasan yang jelas sekali supaya netizen dan warga Indonesia tidak terkecoh oleh Netflix," kata Edi, dikutip dalam wawancara eksklusif Karni Ilyas pada Jumat malam, 6 Oktober 2023.
Ia mengakui bahwa apa yang dipresentasikan dalam film dokumenter tersebut tidak menjelaskan fakta sebenarnya. Dia menyatakan bahwa dirinya merasa diperdaya oleh cara wawancara yang digunakan dalam film tersebut.