RADAR JABAR - Stres merupakan respons alami tubuh terhadap tekanan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, terlalu banyak stres yang berkelanjutan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, termasuk hubungannya dengan kondisi gastrointestinal seperti asam lambung tinggi atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Bagaimana stres dan asam lambung saling terkait? Mari kita telusuri lebih dalam.
Mekanisme Hubungan:
Asam lambung tinggi adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada, nyeri, dan gangguan pencernaan.
Stres memiliki dampak pada fungsi pencernaan dan dapat memicu atau memperburuk gejala GERD melalui beberapa mekanisme:
1.Peningkatan Produksi Asam
Stres dapat merangsang pelepasan hormon stres seperti kortisol. Hormon ini dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang kemudian bisa naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan gejala GERD.
BACA JUGA:12 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari bagi Pengidap Asam Lambung Tinggi
2. Relaksasi Sfingter Esofagus
Sfingter esofagus bagian bawah adalah otot yang mengontrol aliran makanan dan cairan dari lambung ke kerongkongan.
Stres dapat mengganggu fungsi otot ini, membuatnya lebih rentan untuk merelaksasi. Ini memungkinkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
3. Perubahan Kebiasaan Makan
Saat stres, beberapa orang mungkin cenderung mengonsumsi makanan cepat saji atau berlemak tinggi sebagai bentuk penghilang stres.
Makanan ini dapat memicu produksi asam lambung dan meningkatkan risiko refluks.
4. Pola Tidur yang Terganggu
Stres dapat mengganggu pola tidur yang baik. Tidur dengan kepala rendah atau makan sebelum tidur dapat memfasilitasi refluks asam lambung karena kurangnya gravitasi yang membantu menjaga asam lambung tetap di lambung.
Cara Mengatasi Dampak Stress pada Asam Lambung:
1.Teknik Relaksasi
Meditasi, yoga, pernapasan dalam, dan aktivitas fisik ringan dapat membantu mengurangi stres dan dampaknya pada asam lambung.