Para Rabbi atau ulama Yahudi menafsirkan kata "peat" dalam ayat tersebut sebagai rambut yang terletak di depan telinga dan memanjang hingga ujung tulang pipi, atau biasa kita sebut jambang. Oleh karena itu, mereka menolak untuk memotongnya dan membiarkannya tumbuh sampai panjang melebihi tulang rahang.
Menurut Moses Maimonides, seorang filsuf Yahudi terkemuka pada abad pertengahan, mencukur rambut di tepi kepala dianggap sebagai kebiasaan kafir. Dalam Misnah, dijelaskan bahwa peraturan ini hanya berlaku untuk laki-laki.
Rabbi Hirsch Samson Raphael dalam komentarnya tentang Taurat menegaskan bahwa peyot memiliki makna simbolis sebagai pemisah antara bagian depan dan belakang otak. Bagian depan otak terkait dengan intelektualitas, sedangkan bagian belakang otak berkaitan dengan emosi dan pengaturan gerakan tubuh.
Dengan demikian, mengenakan gaya peyot secara sadar mengungkapkan pengakuan terhadap kedua aspek pemikiran ini dan niat untuk menjaga serta memanfaatkan keduanya sesuai dengan tugas yang diberikan.
Menurut pandangan Rabbi Raphael, rambut juga menjadi simbol kebanggaan karena merupakan bagian yang terlihat oleh orang lain. Ini dapat memunculkan rasa kesombongan.
BACA JUGA:Pelelangan Jam Tangan Adolf Hitler Menuai Kecaman Keras dari Umat Yahudi
Oleh karena itu, larangan memotong peyot mengingatkan seseorang agar tidak fokus hanya pada penampilan fisik, melainkan bergantung pada kecerdasan dan karakter yang baik.
Meskipun terdapat berbagai interpretasi dari para rabbi Yahudi, yang jelas adalah bahwa orang Yahudi adalah individu yang patuh terhadap hukum-hukum yang mereka percayai. Mereka merupakan individu yang berupaya menerapkan hukum ini berdasarkan penafsiran yang mereka pahami.
Dalam Islam, disarankan untuk memanjangkan jenggot dan mencukur kumis. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Cukurlah atas kumis; peliharalah jenggot; berbedalah dengan orang-orang Majusi." Hadis ini juga diriwayatkan dalam kitab hadis Muslim.
Penting untuk diingat bahwa Islam juga menerapkan gaya berbeda sebagai tanda pengenal antara umat Islam dan kelompok lain. Seperti halnya orang Yahudi yang tidak mencukur sisi rambutnya, dalam Islam dianjurkan untuk merawat jenggot sebagai bagian dari identitasnya.