BANDUNG - Mahasiswa gabungan dari sebanyak 10 universitas yang ada di Kabupaten Sukabumi berbondong-bondong sembangi Kota Bandung, geruduk Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat.
Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, apalagi sekadar untuk karya wisata. Kumpulan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi (Himasi) itu menyuarakan keresahan serta tuntutan atas kondisi yang tergolong pelik.
Ketua PB Himasi, Dani Al Fadilah mengatakan, di Kabupaten Sukabumi banyak pertambangan-pertambangan yang berdiri tegak, namun kehadiran industri di sana timbulkan bermacam bermasalah hingga merugikan warga.
"Ada pertambangan ilegal dan adapun yang legal juga itu (perusahaannya) bermasalah," kata Dani kepada Jabar Ekspres, Rabu (12/10).
Dia menerangkan, hadirnya industri terhadap kondisi di Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
"Salah satunya di daerah Padabeunghar, memang luar biasa sudah merusak lingkungan dan setelah dites baku mutu lingkungannya sudah di luar batas," terang Dani.
"Enggak hanya pencemaran udara, tapi air dan tanah juga di sana ikut tercemar," tambahnya.
Dani melanjutkan, dampak produksi bermacam perusahaan di Sukabumi seperti pertambangan pasir putih hingga industri kapur, akibatnya warga mengalami sesak nafas oleh abu pengelolaan pabrik.
"Bahkan air sudah terdampak, mulai minim. Di sana sudah tidak bisa ditanami tumbuhan tanahnya, perkebunan di sana sudah tidak ada," ucapnya.
Menurut Dani, kondisi lingkungan di wilayah Sukabumi yang kini sudah rusak akibat industri, disebabkan karena ada yang pengelolaan produksinya menggunakan Bahan Berbahaya Beracun (B3).
"Lingkungan sudah rusak, soalnya bahan bakar produksi industri pertambangan di sana ada yang pakai limbah B3, salah satunya menggunakan ban bekas," imbuhnya.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, terlihat para pemuda-pemudi yang berkumpul di depan Kantor ESDM Jabar itu membawa bendera, spanduk dan pengeras suara.
Cuaca panas tak melunturkan semangat mereka, meski jauh-jauh dari Kabupaten Sukabumi, para mahasiswa itu tetap menyuarakan aspirasi, memberitahukan bahwa di daerahnya telah terjadi ketidak adilan, pengabaian aturan, merusak lingkungan hingga merugikan masyarakat.
Pagar Kantor ESDM Jabar ditutup rapat, puluhan petugas gabungan dari unsur Polri dan TNI berjaga tegap di hadapan mahasiswa.
Sementara di dalam gedung tepatnya di balik gerbang terlihat, beberapa orang petugas ESDM Jabar menyaksikan aksi mahasiswa asal Sukabumi tersebut.