Kemudian, Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti yang hadir dalam FGD, Yayat Supriyatna mengatakan, rencana hadirnya trem itu menjadi urgensi krisis bahan bakar dan karbon yang semakin lama banyak peningkatan.
Dia menilai, jika terwujud akan sangat berdampak pada lingkungan, diantaranya bebas polusi dan mengurangi penggunaan bahan bakar untuk menekan impact aspek pembiayan yang mahal. Trem ini juga, sambung dia, satu pendekatan terencana, komperhensif didukung aturan dan pembiayaan.
"Pemkot Bogor sudah membuat tim percepatan untuk hal ini. Akan dimulai tahun 2023, kajian teknis sudah dibuat dan bagaimana teknis yang dibuat. Rute dibuat layak secara teknis dan bagaimana pembiayaan tidak membebani APBN dan APBD. Bagus sekali," tandasnya.*** (YUD)