Surja Wahjudianto
"Klimaks yang sekarang bukan satu-satunya klimaks," kata Abah. Ngapunten Bah, namanya klimaks kan ya sekali Bah. Abah kan sudah tahu. Masak lupa? Kalau tahapan storytelling dalam film kan umumnya begini: orientation - conflict - conflict escalation - climax - resolution. Naah, yang sekarang terjadi ini baru conflict escalation. Kalau conflict escalation ini bisa saja beberapa kali. Tapi terima kasih sudah angkat kasus ini lagi, Bah. Saya juga sempat mikir dan khawatir soal penetapan kasus pelanggaran kode etik itu. Beruntung Abah cepat menangkap kekhawatiran saya. Sampai buru-buru menelepon Pak Mahfud MD. Untuk klarifikasi. Lalu melaporkan ke saya. Lewat CHDI ini. Ditunggu laporan berikutnya Bah. Demi "mengawal" kasus ini. Dengan kapasitas yang Abah bisa. Dengan escalation-escalation berikutnya. Yang pastinya masih akan banyak. Sampai akhirnya menuju puncak. Klimaks!
ibnuhidayat setyaningrum
Setelah baca, aku bertanya tanya. Dalam peristiwa ini, yang penuh drama itu peristiwa nya ataukah gaya penulisannya??? Kadang baca Disway tidak beda dengan baca novel.
Nur Hi dayat
Pengacara bharada E tegas bahwa bharada E disuruh, tidak ada motif dia melakukan dugaan pembunuhaan. Siapa yg menyuruh? Anda belum tahu
Mirza Mirwan
Hehehe.... saya sudah nonton, Mbah Mars. Malah saya hafal salah satu lagunya, Thala Kodhum, -- di credit tittle penyanyinya Pradeep Kumar. "Thala kodhum thala kodhum elangatu sedi kondu vaarum / Maramagum vidai elan vaza so ilitarum / Kalongada kalongada...." Dasar hobi nyanyi ...hehehe.
Mirza Mirwan
Ini tak ada kaitannya dengan kasus Duren Tiga. Tetapi melihat betapa gigihnya Kamaruddin Simanjuntak dalam memperjuangkan keadilan bagi keluarga Brigadir J, saya membuka kembali dan membaca secara acak novel karya Harper Lee, "To Kill a Mockingbird" yang terbit pertama kali tahun 1960 dan dua tahun kemudian difilmkan -- saya menonton filmnya dalam bentuk DVD hampir sepuluh tahun yang lalu. Di kota Maycomb, tahun 1930, saat Amerika dilanda depresi hebat, terjadilah kasus pidana yang direkayasa. Tom Robinson, lelaki kulit hitam, dituduh memperkosa gadis kulit putih, Mayella Violet Ewell. Mayoritas warga Mycomb adalah kulit putih. Dan dalam persidangan semua juri dari kulit putih. Atticus Finch, pengacara berkulit putih, yang membela Tom sebenarnya cukup brillian dalam melakukan pembelaan. Atticus benar-benar all-out membela Tom yang kulit hitam, karena kebetulan pembantu di rumahnya, Calpurnia, juga kulit hitam -- dan kepribadiannya baik. Dalam persidangan, jelas tak terbukti Tom memperkosa Mayella. Tangan kiri Tom saja cacat, kok. Hanya saja Tom mengaku bahwa Mayella menciumnya. Saat itulah ayah Mayella, Bob Ewell, memergokinya dan menuduhnya telah memperkosa puterinya. Mayella sendiri mengaku sering dipukuli ayahnya. Meski tak terbukti memperkosa Mayella , semua juri sepakat bahwa Tom bersalah. Sepulang Atticus dari sidang, datang Sherif Tate memberitau bahwa Tom berusaha melarikan diri saat dikirim ke penjara. Dan Sherif men--dorr hingga tewas. (Bersambung)