BPJS Kesehatan Jadi Pegangan Lia Juliani untuk Menjamin Kesehatan Keluarga

BPJS Kesehatan Jadi Pegangan Lia Juliani untuk Menjamin Kesehatan Keluarga

Narasumber Lia Juliani .--

RADAR JABAR - Kesehatan gigi dan mulut sering kali belum menjadi prioritas utama bagi sebagian masyarakat Indonesia. Padahal, masalah pada area ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat menimbulkan dampak serius terhadap kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, keluhan terkait gigi berlubang hingga infeksi pada akar gigi masih mendominasi kasus yang dialami masyarakat. Penanganan medis lanjutan, seperti perawatan saluran akar atau root canal treatment, kerap membutuhkan biaya yang cukup tinggi, terlebih bila dilakukan di klinik atau rumah sakit swasta.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, hadir Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Program ini memastikan bahwa peserta dapat mengakses berbagai layanan kesehatan gigi dasar hingga tindakan medis tertentu tanpa harus terbebani biaya besar. Mulai dari penambalan gigi, pencabutan, hingga perawatan saluran akar tetap bisa dijalani selama tindakan tersebut termasuk dalam cakupan manfaat yang dijamin dan sesuai indikasi medis. Peserta cukup datang ke fasilitas kesehatan (faskes) yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Hal inilah yang dirasakan langsung oleh Lia Zuliani (48), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Bandung bersama suami dan tiga orang anak. Meski kondisi ekonominya sederhana, Lia selalu menempatkan pembayaran iuran BPJS Kesehatan sebagai prioritas utama setiap bulan. Ia terdaftar sebagai peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas 3.

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Bandung Perkuat Transformasi Digital FKRTL Lewat Sosialisasi dan Evaluasi Bridging

BACA JUGA:Status JKN Non-Aktif? Ini Solusi dari BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan di Kota Bandung

“Kalau soal kesehatan, saya enggak mau main-main. Walaupun penghasilan pas-pasan, iuran BPJS Kesehatan selalu saya sisihkan dulu setiap bulan. Soalnya, kalau sakit dan harus berobat tanpa BPJS Kesehatan, biayanya bisa jauh lebih besar,” tutur Lia dengan senyum hangat.

Beberapa bulan terakhir, Lia harus menjalani perawatan gigi yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekali kunjungan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, diketahui bahwa lubang giginya sudah mencapai akar sehingga diperlukan perawatan saluran akar. Proses ini melibatkan beberapa tahap, yang mengharuskan Lia datang berkali-kali untuk menjalani pengobatan.

“Awalnya saya pikir cuma sakit gigi biasa, ternyata setelah diperiksa, lubangnya sudah dalam banget sampai ke akar. Dokternya bilang harus dilakukan perawatan akar supaya giginya masih bisa dipertahankan. Jadinya saya harus kontrol berkali-kali,” ujarnya.

Selain biaya yang lebih ringan berkat JKN, Lia juga merasa dimudahkan dengan hadirnya aplikasi Mobile JKN. Aplikasi ini memberikan banyak manfaat, mulai dari pendaftaran antrean pelayanan secara online, pengecekan status kepesertaan, hingga melihat riwayat pelayanan kesehatan. Semua bisa dilakukan melalui ponsel, tanpa perlu repot datang ke kantor cabang.

BACA JUGA:Polisi Selidiki Penyebab Ruko Pecel Lele di Gunung Putri yang Akibatkan 2 Orang Hangus Terbakar

BACA JUGA:Ruko Pecel Lele Terbakar di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Dua Orang Hangus

“Sekarang lebih gampang karena ada Mobile JKN. Saya bisa daftar antrean lewat HP, jadi pas sampai di puskesmas atau rumah sakit, enggak perlu nunggu lama. Informasinya juga lengkap, mulai dari iuran sampai riwayat berobat,” jelasnya.

Bagi Lia, manfaat JKN tidak sekadar soal keringanan biaya, tetapi juga memberi rasa tenang dan kepastian. Ia merasa terlindungi karena yakin kapan pun dirinya atau keluarganya sakit, mereka bisa memperoleh layanan kesehatan yang layak.

“BPJS Kesehatan ini sangat membantu. Saya dan keluarga sering berobat dan semua prosesnya lebih tenang karena enggak pusing mikirin biaya. Makanya saya selalu bilang ke teman-teman, jangan sampai telat bayar iuran, apalagi berhenti jadi peserta karena merasa diri selalu sehat. Padahal sakit bisa datang kapan saja,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri cerita, Lia menyampaikan harapannya agar BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas layanan, baik dari segi administrasi maupun kenyamanan pasien di fasilitas kesehatan.

“Selama ini saya belum pernah mengalami hal yang buruk dengan pelayanan BPJS Kesehatan di puskesmas atau rumah sakit. Kalau antre mah udah kebantu juga sama aplikasi. Harapan saya, BPJS Kesehatan makin maju dan pelayanannya makin baik, biar masyarakat makin percaya dan nyaman,” pungkas Lia. 

Sumber: