Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ungkap Sedang Menggalakkan Penggunaan Pupuk Organik

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ungkap Sedang Menggalakkan Penggunaan Pupuk Organik

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendarsah saat ditemui awak media di Ciparay, Kabupaten Bandung, Jumat (2162024)--( Sumber Gambar : Foto Agi Jabar Ekspres)

RADAR JABAR - Ciparay, Kabupaten Bandung, Para petani di Ciparay, Kabupaten Bandung, mulai beralih memproduksi padi organik. Namun, mereka masih menghadapi tantangan harga pupuk organik yang relatif lebih mahal dibandingkan pupuk kimia.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendarsah, menyatakan bahwa pihaknya sedang menggalakkan penggunaan pupuk organik di wilayah tersebut. Langkah ini sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat yang mendukung penggunaan pupuk organik demi keberlanjutan lingkungan dan kelestarian alam.

"Semoga ini bisa menjadi solusi untuk kelestarian alam, lingkungan, dan juga menghidupkan lagi mikroba-mikroba yang dibutuhkan sebagai nutrisi di dalam tanah," ujar Ningning dalam kegiatan pemupukan sawah dengan pupuk organik NPK Phonska Alam di Ciparay, Kabupaten Bandung, Jumat (21/6/2024).

 

BACA JUGA:Sosialisasikan Tahapan Relokasi, Kades Ciparay Minta Para Pedagang Mulai Isi Lapak Sementara

 

Menurut Ningning, saat ini ada sekitar 34 hektar sawah organik di Kabupaten Bandung dan 100 hektar di wilayah Sarinah, Banjaran. "Jadi ada sekitar 134 hektar yang sudah teridentifikasi, dan saat ini Kabupaten Bandung juga memiliki produk organik," jelasnya. Namun, ia menambahkan bahwa masih banyak sawah organik yang belum terdata secara lengkap.

Para petani di Ciparay menghadapi dilema antara keinginan untuk meningkatkan produksi secara cepat dengan penggunaan pupuk kimia dan manfaat jangka panjang dari pupuk organik yang cenderung lebih lambat dalam meningkatkan hasil panen.

"Padahal meskipun lambat, struktur tanah bisa terakumulasi menjadi baik, mikroba tanah bisa hidup, dan lain sebagainya," tambah Ningning.

Ningning juga mencatat bahwa harga jual produk pertanian organik biasanya lebih tinggi dan lebih sehat untuk dikonsumsi. "Karena hasil testimoni untuk pupuk phonska organik ini kan ternyata bisa meningkatkan produksi. Di sini sudah terlihat dari kelompok tani Jembar Tani hasil 5,5 ton per hektar menjadi 6,0 ton, dan untuk kelompok tani Sarina dari 6,0 ton menjadi 7,0 ton per hektar, berarti ada peningkatan produksi," tuturnya.

 

BACA JUGA:Kapolresta Bandung Kembali Gelar Ground Breaking Pembangunan Rutilahu di Mekarlaksana Ciparay

 

Supervisor Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresik, Eko Suroso, menjelaskan bahwa pemupukan organik di Ciparay merupakan salah satu proyek percontohan yang dikembangkan Petrokimia Gresik sebagai bagian dari Pupuk Indonesia. "Kami melihat bahwa Ciparay ini merupakan salah satu sentra pengembangan padi organik yang tersistem. Sehingga kami mendukung pertanian ini menjadi lebih baik dengan menyediakan sarana produksi yang memang sudah dijamin kualitasnya," kata Eko.

Sumber: Jabar Ekspres