Peningkatan Kasus DBD di Kota Cimahi Menjadi Perhatian Serius Hingga Stok Darah Menipis
Peningkatan Kasus DBD di Kota Cimahi Menjadi Perhatian Serius Hingga Stok Darah Menipis-Peningkatan Kasus DBD di Kota Cimahi -Freepik
RADAR JABAR - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat, terutama di wilayah Bandung Raya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data terbaru menunjukkan bahwa Kota Cimahi mencatat 254 kasus DBD hingga saat ini.
Angka kasus DBD pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang cukup tajam jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama dalam lima tahun terakhir di hampir seluruh wilayah Jawa Barat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, menjelaskan bahwa 257 sekolah di Kota Cimahi telah mengadakan pertemuan daring untuk koordinasi program 'Jumantik' bagi guru-guru PAUD, SD, dan SMP.
"Dalam situasi seperti ini, memberikan informasi kepada orang tua untuk melatih anak-anak mereka dalam memeriksa jentik di rumah menjadi sangat penting," jelas Dwihadi. Dilansir dari laman Jabar Ekspres, 26/03/2024.
Menyusul pernyataan Dwihadi, Kadinkes Kota Cimahi, Mulyati, menyatakan bahwa stok darah di Dinkes Kota Cimahi kini mengalami penipisan karena meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD), yang menyebabkan kelangkaan persediaan stok darah.
BACA JUGA:Lonjakan Kasus DBD di Bandung Barat Makan Korban 9 Orang dalam 3 Bulan Terakhir
"Ketersediaan kantong darah di UTD RSUD Cibabat semakin menipis karena minimnya pendonor darah selama bulan Ramadan," ungkap Mulyati.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cimahi, Fitriani Manan, mengakui bahwa kegiatan donor darah selama bulan Ramadan memang cenderung lebih sepi.
Menurutnya, kondisi tersebut berpotensi memperpanjang masalah ketersediaan kantong darah.
"Stok darah cenderung menurun selama bulan Ramadan, namun biasanya meningkat setelahnya," kata Fitriani saat dihubungi melalui telepon pada Senin, 25 Maret 2024.
Fitriani juga menjelaskan bahwa PMI Kota Cimahi belum mengelola kantong darah secara langsung. Ketika terjadi kebutuhan darah, pihaknya biasanya berkoordinasi dengan Kelompok Studi Remaja (KSR) dan pihak lainnya.
Sumber: