Ukraina: Jalur Kereta Api Rusia-Krimea Dinyatakan sebagai 'Target Militer yang Sah'

 Ukraina: Jalur Kereta Api Rusia-Krimea Dinyatakan sebagai 'Target Militer yang Sah'

Jembatan Kerch di Krimea--ANTARA/Anadolu

RADAR JABAR - Ukraina pada Rabu (20/3) mengumumkan bahwa jalur kereta api yang sedang diperbaiki dan menuju ke Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014, dianggap sebagai "sasaran militer yang sah" oleh angkatan bersenjata Ukraina.

Hal tersebut disampaikan oleh Natalia Humeniuk selaku juru bicara komando militer selatan Ukraina dalam sebuah pernyataan kepada Ukrinform yang merupakan kantor berita nasional di Ukraina.

"Jelas segala sesuatu yang digunakan musuh untuk memperkuat kemampuan militernya adalah target militer yang sah bagi kami," ujar Humeniuk ketika ditanya apakah jalur kereta itu telah dijadikan target.

BACA JUGA:Menteri Luar Negeri Ukraina Yakini Bantuan dari Amerika Serikat Akan Tiba

Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidatonya di Lapangan Merah di Moskow pada Senin malam (18/3), mengungkapkan bahwa Moskow telah melakukan perbaikan pada jalur kereta api yang membentang dari Rostov-on-Don ke Krimea melalui wilayah Ukraina yang kini dikuasai Rusia. Rute itu ditetapkan sebagai alternatif dari Jembatan Kerch.

Humeniuk mengungkapkan bahwa Ukraina sedang memantau perkembangan terakhir, dan menilai bahwa dengan mengumumkan rute alternatif, Rusia secara tidak langsung mengakui kelemahan Jembatan Kerch.

BACA JUGA:Pasukan Israel Bunuh Fayeq al-Mabhouh Kepala Polisi Serta Koordinator Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Ia menyatakan bahwa jalur kereta api tersebut dapat digunakan sebagai jalur logistik tambahan untuk mengirim pasokan kepada pasukan Rusia di wilayah Ukraina yang dikuasai oleh Moskow. Namun, dia menambahkan bahwa progres pembangunan jalur tersebut belum terlalu signifikan karena adanya kendala cuaca dan perbekalan yang rumit, serta alasan lainnya.

"Namun progres dan kecepatan pembangunannya saat ini belum terlalu tinggi, karena ada kendala kondisi cuaca, perbekalan yang rumit, dan ada alasan objektif dan subjektif lainnya," tambah Humeniuk.

Jembatan Kerch, yang terdiri dari sepasang jembatan paralel, satu untuk jalan raya dan satu untuk jalur kereta api, merupakan jalur pasokan utama bagi Rusia setelah aneksasi Krimea pada 2014. Jembatan itu telah dua kali menjadi target serangan dari pihak Kiev sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, yaitu pada Oktober 2022 dan Juli 2023.*

Sumber: antara