Kehidupan Tunawisma di Las Vegas: Kota Dosa Penuh Kemiskinan

Kehidupan Tunawisma di Las Vegas: Kota Dosa Penuh Kemiskinan

Steve (kanan) dan pacarnya berbaring di tempat tidur besar mereka di terowongan drainase badai di bawah kota Las Vegas. Pasangan ini, yang memiliki salah satu tempat perkemahan yang lebih rumit di antara para penghuni terowongan, memiliki banyak kenyamana-Brian Vander Brug / Los Angeles Times-

RADAR JABAR - Las Vegas adalah sebuah kota yang berkilauan, di mana hedonisme dipertontonkan dengan sangat mencolok. Kota ini menjadi surga bagi mereka yang suka berbelanja, berjudi, menikmati kuliner, hingga hiburan malam.

Terletak di negara bagian Nevada, Amerika Serikat, kota ini berperan sebagai pusat perdagangan finansial dan budaya.

Las Vegas telah mengklaim dirinya sebagai ibukota hiburan dunia, tempat di mana kasino, pusat perbelanjaan, dan hotel bernilai miliaran dolar berjejer menghiasi kota. Oleh karena itu, Las Vegas sering disebut sebagai Kota Dosa, karena industri haram yang menggiurkan.

Kota ini juga dikenal sebagai salah satu kota dengan jalanan paling terang di dunia, karena terdapat sekitar 15.000 mil tabung neon yang berkelap-kelip penuh warna di dalam kota. Namun, di balik kemewahan dan gemerlap yang ditampilkan oleh Las Vegas, ada fakta-fakta lain yang tidak begitu mencolok.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Al Hijr Sebagai Kota Metropolitan Kuno Terkutuk pada Zaman Kenabian

Di bawah gedung-gedung mewah dan kasino bernilai miliaran dolar yang menjadi kebanggaan kota ini, terdapat orang-orang yang tinggal dalam terowongan gelap dan pengap. Mereka dikenal sebagai "mole people" atau penghuni terowongan, dan mereka adalah antitesis dari gaya hidup mewah kota di atasnya.

Ketika lampu terang kasino membuat Las Vegas terlihat seperti selalu siang hari, komunitas ini justru hidup dalam terowongan yang selalu gelap. Mereka adalah tunawisma yang tinggal di dalam terowongan bawah tanah yang diabaikan oleh banyak orang.

Terowongan ini meliputi ratusan kilometer dan menampung sekitar 1500 orang. Sebagian dari mereka telah menyerah pada kehidupan, terjebak dalam kecanduan narkoba, alkohol, pelacuran, penyakit mental, dan pengangguran.

Banyak di antara mereka adalah veteran perang yang pernah berjuang untuk Amerika, menjadi pahlawan yang tidak kenal takut, namun akhirnya malah berakhir di dalam terowongan dengan nasib yang menyedihkan.

Selain itu, banyak pasangan menikah yang mengalami kesulitan dalam hidup dan tidak memiliki tempat tinggal juga menjadikan terowongan bawah tanah ini sebagai tempat tinggal mereka. Kehidupan di bawah tanah telah menjadi pelarian bagi orang dan banyak pasangan yang menghadapi kegagalan.

Terowongan ini terbuat dari beton, sehingga memiliki suhu yang jauh lebih dingin dibandingkan dengan jalan-jalan di Vegas yang panas. Bagi banyak orang, tinggal di dalam terowongan dianggap lebih baik daripada harus berjalan-jalan di tengah gurun Vegas yang terik.

Di dalam terowongan yang sempit dan pengap ini, mereka yang tinggal di sana telah menciptakan ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur. Bahkan, hunian ini dilengkapi dengan kasur, kursi, meja, dan segala sesuatu yang mereka anggap perlu.

Mereka mendapatkan barang-barang ini dari tempat-tempat pembuangan dan mengubahnya menjadi barang-barang yang dapat digunakan.

Ratusan penghuni terowongan ini tidak menghabiskan seluruh waktu mereka di dalam terowongan. Selama jam kerja mereka yang aktif, mereka keluar ke permukaan untuk mencari makan. Namun, kehidupan di dalam terowongan tidak sepenuhnya aman.

Sumber: