Inovasi, IPB University Ciptakan Alat Pertahanan Militer Berbahan Cangkang Udang dan Tulang Ikan hingga Tumbuh

Inovasi, IPB University Ciptakan Alat Pertahanan Militer Berbahan Cangkang Udang dan Tulang Ikan hingga Tumbuh

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Rektor IPB University Prof. Arif Satria, saat meninjau inovasi yang dikembangkan IPB University.- (Yudha Prananda / Dok. Istimewa)-

BOGOR - Sivitas Akademika Institut Pertanian Bogor University (IPB University) kembali mengarap sejumlah inovasi. Teranyar, satu-satunya Universitas di Indonesia yang masuk ranking dunia bidang lingkungan ini mengembangkan alat pertahanan militer.

Diantaranya, alat penangkal radar, berbentuk lempengan plastik setebal 0,4 sentimeter berbahan dasar chitosan (cangkang udang) dan hidroksiapatit (material tulang ikan). Tiga mahasiswa, yakni Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu dan Esa Ghanim Fadhallah merupakan sosok yang mengembangkan inovasi alat penangkal radar tersebut.

Kemudian, baju Anti peluru dan helm. Semuanya terbuat dari bahan dasar yang ramah lingkungan. Ini ditemukan oleh Dr. Siti Nikmatin, peneliti IPB University dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Atas hasil temuan dari Sivitas Akademika IPB University, yang berhasil mengembangkan inovasi berbagai alat kebutuhan pertahanan militer (alutsista) itu, diapresiasi oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Bahkan, ia menyempatkan diri datang ke Bogor untuk melihat langsung karya-karya anak bangsa tersebut.

"Penggunaan alat penangkal radar tersebut ditempelkan di alutsista untuk menyerap gelombang radar, sehingga kendaraan militer dalam beroperasi tidak akan terjangkau radar karena gelombangnya tidak terdeteksi," ungkapnya, saat meninjau berbagai temuan inovasi yang dikembangkan IPB University, bersama Rektor IPB University Prof. Arif Satria, dikutip Kamis (04/08).

Politisi Golkar tersebut menjelaskan, selain itu, ada juga temuan baju anti peluru berbahan dasar serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Bamsoet sapaanya, juga menyampaikan adanya inovasi helm ramah lingkungan, green composite, yang menggunakan filler serat TKKS pada ukuran mikropartikel.

"Kelebihan helm tersebut terletak pada seratnya. Meskipun banyak helm yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), namun tidak ada yang memiliki serat dalam bahannya. Serat dalam helm ini berfungsi untuk menyerap tumbukan yang terjadi ketika terjadi kecelakaan," jelasnya.

Menurutnya, berbagai temuan tersebut membuktikan bahwa anak bangsa memiliki kemampuan dalam memproduksi berbagai kebutuhan militer penunjang alutsista.

Karenanya, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan, TNI-Polri, hingga holding BUMN industri pertahanan nasional, harus bergandengtangan menindaklajuti berbagai temuan inovasi dari IPB University.

"Sehingga berbagai hasil temuan tersebut, tidak hanya menjadi prototype maupun diproduksi dalam skala kecil. Melainkan bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal untuk memperkuat industri pertahanan nasional dalam negeri. Sekaligus memotivasi para peneliti dan mahasiswa, agar bisa lebih banyak lagi melahirkan temuan di berbagai bidang lainnya, termasuk di bidang militer," tandasnya.*(YUD)

 

 

Sumber: