Tjitarum Resmi Dibuka: Mengembalikan Makna Sejati Oleh-Oleh Bandung
Tjitarum Resmi Dibuka: Mengembalikan Makna Sejati Oleh-Oleh Bandung-Tjitarum Resmi Dibuka: Mengembalikan Makna Sejati Oleh-Oleh Bandung-
RADAR JABAR - Tjitarum, toko oleh-oleh bolu dan kue yang terinspirasi dari kekayaan kuliner Jawa Barat, kini resmi hadir di Jl. Van Deventer, Kota Bandung. Di bawah naungan PT Hidangan Kota Kembang, kehadiran Tjitarum menandai langkah baru dalam menghadirkan oleh-oleh Bandung yang bukan hanya lezat, tetapi juga sarat makna.
Masih satu keluarga dengan Tji Laki 9, Tjitarum membawa napas segar bagi industri oleh-oleh Bandung. Jika Tji Laki 9 mengajak masyarakat bernostalgia lewat bolu pisang khas Bandung tempo dulu, Tjitarum melangkah lebih jauh dengan mempersembahkan ragam bolu dan kue yang terinspirasi dari kekayaan kudapan Jawa Barat. Dengan penggunaan bahan berkualitas dan teknik pembuatan modern, Tjitarum berkomitmen melestarikan sekaligus memperbarui tradisi rasa agar tetap relevan dan dicintai lintas generasi.
“Lewat Tji Laki 9 dan Tjitarum, kami ingin mengembalikan makna bahwa oleh-oleh Bandung harus mencerminkan kota ini sendiri—kota dengan sejarah panjang, cita rasa khas, dan karakter desain yang otentik,” ujar Hedi Rusdian, Brand Owner Tjitarum.
Semangat pelestarian budaya Jawa Barat diwujudkan mulai dari pemilihan nama “Tjitarum” yang merujuk pada Sungai Citarum sebagai ikon historis, hingga desain kemasan yang menampilkan keberagaman budaya Jawa Barat. Setiap produk diciptakan bukan hanya untuk dinikmati, tetapi untuk membawa pulang cerita tentang tanah Pasundan.
“Bagi kami, ketika sebuah makanan disebut sebagai oleh-oleh khas daerah, maka makanan itu harus mampu merepresentasikan jiwanya—dari rasa, sejarah, hingga desainnya,” tambah Hedi Rusdian.
Mulai 5 Desember 2025, Tjitarum siap meramaikan dunia oleh-oleh Bandung dengan menghadirkan enam jenis produk: Bolu Labu Lapis, Bolu Gulung (pandan, ketan hitam, peyeum kalapa, nanas), brownies, pie susu, bagelen, dan kue kering. Mengusung tagline
“Ngamumule Rasa, Ngahargaan Carita” yang berarti melestarikan rasa, menghargai cerita, Tjitarum berharap dapat menjadi bagian dari upaya menjaga tradisi kuliner yang tidak hanya terpaku pada nostalgia, tetapi terus berkembang menuju keberlanjutan dan relevansi masa kini.
Sumber: