Serbu Kampus! BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi Goes to Campus UMMI Sukabumi

Serbu Kampus! BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi Goes to Campus UMMI Sukabumi

Serbu Kampus! BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi Goes to Campus UMMI Sukabumi --

Selain itu, Sawal juga menyinggung upaya BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan yang mudah diakses masyarakat, termasuk inovasi layanan digital yang semakin dikembangkan.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi sudah seharusnya dipahami oleh kalangan mahasiswa yang lekat dengan dunia digital. “Kami menyediakan berbagai layanan nontatap muka seperti aplikasi Mobile JKN, pelayanan melalui Care Center 165 dan WhatsApp PANDAWA, serta kanal digital lainnya.

Mahasiswa tentu bisa lebih cepat beradaptasi dengan layanan ini, dan diharapkan mereka turut membantu orang-orang di sekitarnya untuk menggunakannya,” jelas Sawal. Ia juga berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak kampus di wilayah Sukabumi.

Dengan begitu, manfaat Program JKN dapat semakin meluas ke berbagai lapisan masyarakat. “Harapan kami, kegiatan Goes to Campus tidak hanya berhenti di UMMI saja, melainkan bisa dilaksanakan di berbagai perguruan tinggi lainnya. Dengan semakin banyak mahasiswa yang mengenal Program JKN, maka semakin kuat pula pondasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya jaminan kesehatan,” tuturnya.

Selain tanggapan dari Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi, kegiatan ini juga mendapat kesan positif dari para peserta. Fatimah, salah satu panitia sekaligus MC pada acara tersebut, merasa sangat antusias dengan terselenggaranya kegiatan perdana ini.

“Acaranya seru dan bermanfaat banget. Saya pribadi jadi lebih tahu tentang Program JKN dan berbagai layanan yang diberikan BPJS Kesehatan. Menurut saya, kegiatan seperti ini penting untuk menambah wawasan mahasiswa,” kata Fatimah Fatimah juga menilai bahwa kegiatan Goes to Campus mampu membuka ruang diskusi antara mahasiswa dan BPJS Kesehatan.

Ia merasa mahasiswa bisa lebih leluasa bertanya mengenai hal-hal yang sebelumnya belum dipahami. “Biasanya kami hanya dengar soal Program JKN dari cerita orang tua atau media.

Tapi di acara ini, kami bisa langsung bertanya dan mendapat jawaban jelas. Jadi makin paham bagaimana sebenarnya sistem Program JKN bekerja,” ujarnya. Ia pun berharap kegiatan serupa bisa terus digelar dan menjangkau lapisan masyarakat lebih luas. “Saya berharap kegiatan ini tidak hanya untuk mahasiswa saja, tapi juga bisa mencakup masyarakat umum. Dengan begitu, semua orang bisa merasakan manfaat sosialisasi dan makin sadar pentingnya ikut Program JKN,” tutup Fatimah.

Sementara itu, Fauzan, salah seorang mahasiswa baru, mengaku awalnya kurang memahami tentang JKN. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, wawasannya menjadi jauh lebih terbuka. “Dulu saya kurang tahu apa itu Program JKN dan layanan non tatap muka seperti Mobile JKN. Sekarang jadi lebih paham dan mengerti manfaatnya. Ternyata banyak sekali kemudahan yang bisa kita rasakan,” ungkap Fauzan.

Fauzan juga berbagi pengalamannya terkait keluarganya yang pernah menghadapi kendala saat menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Ia senang mengetahui ada mekanisme pengaduan yang dapat segera ditindaklanjuti. “Waktu keluarga saya mengalami kendala, kami bingung harus mengadu ke mana. Setelah dijelaskan, ternyata BPJS Kesehatan punya kanal pengaduan resmi yang langsung ditangani. Ini benar-benar membuat saya lebih yakin untuk terus menggunakan BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Dea, mahasiswa baru lainnya, yang merasa semakin termotivasi untuk menjadi peserta aktif JKN setelah mengikuti kegiatan Goes to Campus ini.

Ia menilai bahwa sosialisasi yang dilakukan BPJS Kesehatan mampu menjawab banyak pertanyaan mahasiswa terkait mekanisme dan manfaat program. “Kegiatan ini benar-benar membuka mata saya tentang pentingnya JKN. Saya jadi tahu bahwa program ini bukan hanya soal biaya kesehatan, tapi juga soal solidaritas antar warga negara. Ada nilai gotong royong yang sangat kental dan menurut saya itu penting untuk terus dijaga oleh generasi muda,” tuturnya.

Lebih jauh, Dea mengakui bahwa sebelum mengikuti acara ini dirinya masih sering salah paham mengenai cara kerja BPJS Kesehatan. Ia menganggap informasi yang diperoleh secara langsung jauh lebih meyakinkan daripada sekadar mendengar cerita dari orang lain.

 “Selama ini saya hanya tahu dari kabar-kabar di luar, kadang simpang siur. Tapi setelah dijelaskan di acara ini, saya jadi mengerti bagaimana sistem Program JKN berjalan, bagaimana iuran itu dikelola, dan bagaimana manfaatnya bisa kembali ke masyarakat. Rasanya jadi lebih tenang karena pengetahuan yang saya dapat langsung dari sumbernya,” ungkap Dea.

Di akhir testimoninya, Dea menyampaikan ajakan penuh semangat kepada rekan-rekan mahasiswa. Baginya, bergabung dalam Program JKN bukan hanya kewajiban, melainkan juga sebuah kontribusi sosial yang bernilai besar.

Sumber: