Bandung Dorong Pemilahan Sampah dari Sumber: Empat RT Jadi Percontohan ISWMP

Selasa 23-09-2025,11:05 WIB
Reporter : Cucun siti Maryam
Editor : Cucun siti Maryam

Namun, dari tantangan-tantangan tersebut juga lahir sejumlah pelajaran berharga yang memperkuat arah intervensi ke depan. Edukasi langsung secara tatap muka dan dilakukan secara berulang terbukti jauh lebih efektif dibandingkan hanya membagikan materi cetak atau penyuluhan massal.

Pendampingan intensif menjadi kunci percepatan perubahan perilaku, terlebih ketika melibatkan tokoh masyarakat seperti ketua RT, PKK, dan kader lingkungan yang dekat dengan warga. 

Motivasi masyarakat pun beragam mulai dari dorongan sosial seperti rasa malu kepada tetangga jika tidak memilah, hingga insentif ekonomi yang diperoleh dari penjualan sampah anorganik ke bank sampah.

Menariknya, kehadiran fasilitas yang sederhana namun tepat guna, seperti komposter rumahan atau stiker edukasi di depan rumah, mampu mengubah cara pandang warga terhadap sampah.

Proses ini menegaskan bahwa perubahan nyata tidak selalu bergantung pada infrastruktur besar, tetapi justru berakar pada pendekatan yang konsisten, partisipatif, dan menyentuh kehidupan sehari-hari warga.

Mendorong Replikasi dan Penguatan Kebijakan: Dari Empat RT untuk Seluruh Kota Pilot project ini bukanlah tujuan akhir, melainkan fondasi awal dalam upaya memperluas implementasi Kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kota Bandung.

Praktik baik yang berhasil diterapkan di empat RT percontohan menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat berjalan efektif jika didukung oleh pendekatan yang tepat dan partisipasi aktif warga. Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi sekaligus model replikasi bagi RT-RT lainnya, khususnya di wilayah layanan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru seperti Holis II dan Gedebage.

Program ISWMP, bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat, saat ini tengah menyusun rencana strategis untuk mendorong replikasi program secara terstruktur.

Langkah-langkah yang dirancang mencakup penguatan kapasitas kader lingkungan, penyusunan standar operasional prosedur (SOP) teknis pengelolaan sampah tingkat RT, serta pengembangan skema insentif yang mampu meningkatkan dan mempertahankan partisipasi warga dalam jangka panjang.

Kota Bandung telah menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari lingkup yang kecil. Empat RT percontohan membuktikan bahwa dengan pendampingan yang konsisten, sarana yang memadai, dan dukungan penuh dari warga serta pemerintah lokal, sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas bukan lagi sekadar wacana melainkan telah tumbuh menjadi praktik nyata.

Kini, tantangannya adalah memperluas jangkauan, memperkuat kelembagaan, dan menjadikan pendekatan ini bagian dari kebijakan kota secara menyeluruh. Dengan langkah bersama, Bandung tidak hanya bisa lebih bersih, tetapi juga menjadi percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di tingkat nasional.

Dalam acara serah terima dilakukan melalui penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) serta Naskah Hibah Barang Milik Negara Sarana dan Prasarana Tahun Anggaran 2023 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kantor Balai Penataan Bangunan Prasarana dan Kawasan Jawa Barat, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, yang hadir mewakili Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat yang terus membantu Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan sampah.

“Terima kasih dengan Kementerian PU yang telah membantu Kota Bandung dalam rangka mengatasi masalah sampah. Karena Kota Bandung ini seperti yang kita ketahui hampir sama dengan Cimahi tapi volumenya lebih besar. Di Bandung ini kurang lebih tadi sudah disampaikan sekitar 1.500 ton sampah,” ujar Iskandar.

Menurutnya, keberadaan TPST sangat penting karena TPA Sarimukti yang selama ini menjadi tujuan akhir pembuangan sampah kini sudah dibatasi kapasitasnya.

“Dengan diberikan atau diserahkan TPST ini, Nyengseret dan Holis 2, mudah-mudahan ini bisa mengurangi terkait dengan sampah yang akan dikirimkan terutama ke TPA Sarimukti. Karena sekarang kami agak kesulitan, kondisinya kiriman di Sarimukti juga dibatasi 140 rit sehari. Padahal dalam sehari kita bisa di 154 rit. Jadi masih ada belasan rit lagi yang harus kita atur,” jelasnya.

Iskandar mengatakan, keberadaan TPST tambahan akan menjadi solusi strategis dalam pengelolaan sampah harian di Bandung.

Kategori :