RADAR JABAR DISWAY - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan rasa prihatinnya karena Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo karena sudah tidak 10 tahun beroperasi.
Padahal, kata dia, proyeksi TPPAS Lulut Nambo untuk menangani sampah pada Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan.
"Dengan Lulut Nambo tentu pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup sangat prihatin dengan tidak operasionalnya Lulut Nambo ini hampir selama 10 tahun lebih," kata Hanif di TPPAS Lulut Nambo, pada Rabu (20/8/2025).
Ia menutur, TPPAS Lulut Nambo perlu langkah operasional yang cepat seperti segera mengoperasikan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
RDF merupakan teknologi yang dapat menghasilkan sumber energi terbarukan. Nantinya, teknologi RDF dinilai sebagai pengganti batu bara berasal dari sampah domestik dengan melalui proses pengolahan dan pengeringan secara biologi.
Hanif mengungakapkan, alasan teknologi RDF di TPPAS Lulut Nambo karena area sekitar memiliki dua industri semen yang dapat menyerap RDF tersebut.
"Kenapa RDF? Karena disini ada dua industri semen yg relatif cukup besar untuk menyerap RDF tersebut," katanya.
BACA JUGA:Rangkaian HUT ke-80 RI, PCNU Bogor Ajak Nahdliyin Teladani Ulama Pejuang dari Ciseeng
Hanif berharap, bangunan yang ada di TPPAS Lulut Nambo dapat beroperasional. Ia menilai, kembalinya operasional bangunan tersebut sangat sederhana karena hanya mengganti mesinnya saja.
"Harapan saya dalam waktu yang tidak terlalu lama, bangunan yang sudah ada segera dioperasionalkan karena sangat sederhana tinggal ganti-ganti mesin," jelas dia.
"Katakanlah waktu 3-4 bulan sudah selesai yang ada dioperasionalkan dulu, ini sangat dekat hampir 4 kilo saja dan indocement ini memiliki kapasitas lebih dari 1.000 ton berdiri, ini sudah sangat besar." Sambungnya.