"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," ujarnya penuh penekanan.
Dedi juga menyadari tindakan tegasnya malam itu bisa berujung pada penilaian negatif terhadap dirinya. Ia bahkan memprediksi akan disebut sebagai pemimpin yang emosional.
Namun, ia menegaskan baginya, mendidik rakyat jauh lebih penting daripada sekadar menjaga citra atau elektabilitas.
"Kemarahan saya akan di-framing jadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting. Silakan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar popularitas dan elektabilitas," pungkas Dedi. (hdi)
HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES