SEDIA RSUD Al-Ihsan, dalam proses membimbing para peserta didik, memberikan pengetahuan secara penuh terkait diabetes, mulai dari pengenalan, pengobatan, edukasi hingga bagaimana pola hidup baik.
Ferry mengungkapkan, SEDIA RSUD Al-Ihsan akan kembali membimbing peserta didik Sekolah Diabetes gratis. Adapun untuk angkatan ke-2, sementara ini kuota masih tetap dengan jumlah maksimal 80 mahasiswa.
Kendati demikian, apabila ke depannya terdapat ruang yang memungkinkan digunakan untuk kegiatan SEDIA, maka RSUD Al-Ihsan akan menambah kuota jumlah peserta didik.
Ferry berharap, Sekolah Diabetes ini bisa jadi percontohan dan konsep inovasi RSUD Al-Ihsan dapat diadopsi alias ditiru juga oleh rumah sakit yang ada di seluruh Provinsi Jawa Barat.
"Jika bisa ditiru oleh rumah sakit se-Indonesia, karena Sekolah Diabetes ini adalah inovasi RSUD Al-Ihsan original, baru pertama kali," imbuhnya.
"Kalau Canter Pengobatan Diabetes itu banyak, tapi belum ada rumah sakit yang memiliki Sekolah Diabetes. Namanya sekolah, yang mana pasien-pasiennya dididik, diberi ilmu pengetahuan itu baru di RSUD Al-Ihsan," tukas Ferry.
Sementara itu, seorang wisudawan SEDIA RSUD Al-Ihsan angkatan ke-1 dengan usia tertua, Euis Epon (78) menuturkan, dirinya mengikuti Sekolah Diabetes berangkat dari dorongan motivasi dan semangat yang tinggi, ingin mendapatkan ilmu pengetahuan.
"Kendalanya karena sudah tua jadi suka telat berangkat, tapi gak apa-apa," tuturnya disusul tawa ramah.