Ferry menerangkan, dari keseluruhan peserta didik SEDIA, tak semuanya dinyatakan lulus sebagai wisudawan, sebab di antara pasien dinilai masih perlu mendalami pengetahuan serta diberikan bimbingan di Sekolah Diabetes Al-Ihsan.
"Seluruhnya di Sekolah Diabetes ini hampir ada 100 mahasiswa. Tentu ada yang lulus dan ada yang belum, tapi tidak ada yang tidak lulus, semua lulus namun masih ada yang belum dan sekarang ini sekaligus 40 orang sudah lulus," terangnya.
Mengenai sistem kelulusan, pihak RSUD Al-Ihsan melakukan ujian bagi para peserta didik SEDIA sebagai tahap untuk penilaian apakah pasien dapat dinyatakan lulus sekarang atau perlu dilanjut dulu bimbingannya.
Ferry mengaku, pihaknya objektif dalam proses kelulusan, sebab ujian yang diberikan sesuai dengan bimbingan yang sudah dilakukan kepada para peserta didik Sekolah Diabetes RSUD Al-Ihsan.
"Mereka yang belum lulus pun dibolehkan lagi ikut pendidikan, karena ini gratis tidak dipungut biaya, malah kita fasilitasi, di-support peralatan dan sebagainya," bebernya.
Disampaikan, selama perjalanan memberikan bimbingan kepada pasien diabetes dalam pelaksanaan SEDIA Angkatan Pertama ini, kendala teknis dinilai beragam namun dapat diatasi.
"Tentu kendala-kendala teknis ada, karena yang namanya mahasiswa di sini seperti tadi dilihat, ada yang berumur 78 tahun, tapi semangat belajarnya masih tinggi, tentu faktor usia tidak bisa dibohongi," ucap Ferry.
"Tapi terbukti, umur 78 bisa langsung lulus. Artinya usia tidak terlalu berpengaruh, tapi tingkat semangat. 40 orang itu antusias ingin belajar terus, ingin mengetahui apa itu diabetes," lanjutnya.