Jangan Dikasih Uang! Inilah 5 Alasan Mengapa Tukang Parkir Liar Rugikan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Selasa 03-12-2024,20:03 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Namun, tentu saja tidak semuanya seperti itu. Ada juga yang melakukannya karena pekerjaan ini menguntungkan, dan mereka tahu bahwa sistemnya longgar, tanpa pengawasan ketat, serta masyarakat yang cenderung malas ribut soal uang parkir yang terbilang kecil. Mereka memanfaatkan situasi ini tanpa merasa bersalah.

Ada dua sisi yang perlu kita lihat. Di satu sisi, mereka adalah korban dari sistem yang tidak adil, namun di sisi lain, beberapa dari mereka juga menjadi pelaku yang sengaja memanfaatkan ketidakteraturan ini demi keuntungan pribadi. Hal ini membuat solusi terhadap fenomena ini menjadi semakin rumit.

Namun, di balik semua keresahan ini, kita juga perlu melihat dari sisi lain. Tukang parkir liar ini sebenarnya adalah korban dari sistem yang tidak adil. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki pilihan lain untuk mencari nafkah.

Mereka tidak memiliki akses ke pendidikan yang layak, tidak memiliki keterampilan kerja, dan tidak memiliki modal untuk berusaha. Oleh karena itu, profesi ini dianggap sebagai jalan terakhir untuk bertahan hidup, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, di mana biaya hidup semakin tinggi namun lapangan pekerjaan semakin terbatas.

Meski begitu, ini tidak berarti kita harus menutup mata terhadap masalah yang ditimbulkan oleh mereka. Justru, ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat, bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah ini tanpa merugikan salah satu pihak.

Solusi untuk masalah ini sebenarnya sangat kompleks, karena pada dasarnya masalah ini adalah tentang mencari makan. Saya rasa, jika pemerintah dapat menyediakan kesempatan bagi tukang parkir liar untuk mendapatkan penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, mereka pun tidak akan melakukan pekerjaan tersebut.

BACA JUGA:Dinas Perhubungan Kota Bandung Memperketat Pengawasan Untuk Mencegah Parkir Liar

BACA JUGA:Dishub Amankan Oknum Juru Parkir Patok Rp150 Ribu Di Tamansari Bandung

Oleh karena itu, solusi utamanya adalah dengan membuat pekerjaan mereka menjadi resmi, bukan lagi liar, dengan menertibkan area parkir dan membuat regulasi yang harus diikuti. Dengan demikian, mereka tetap bisa mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari mereka, namun dalam sistem yang lebih teratur dan sah. Langkah apapun untuk mengatasi masalah ini perlu dipikirkan matang-matang karena ini bukan masalah yang dapat selesai dalam sekejap, melainkan masalah kompleks yang sudah mengakar.

Fenomena tukang parkir liar memang membuat kesal, namun di balik itu ada masalah yang lebih besar, yaitu ketidakadilan ekonomi dan ketimpangan sosial yang menyebabkan semua ini terjadi. Kita tidak bisa hanya menyalahkan mereka, namun juga harus bersama-sama mencari solusi. Sekarang, saya ingin tahu pendapat Anda. Apakah Anda pernah terlibat perselisihan dengan tukang parkir liar, atau malah Anda merasa kasihan dengan mereka?

Fenomena tukang parkir liar ini perlu kita pahami terlebih dahulu, mengapa profesi ini bisa muncul. Fenomena ini sebenarnya memiliki akar yang cukup dalam, terutama terkait dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Awalnya, profesi ini muncul karena kebutuhan ekonomi.

Banyak orang di Indonesia, khususnya dari kalangan kelas bawah, tidak memiliki akses ke pekerjaan formal, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Akibatnya, menjadi tukang parkir liar dianggap sebagai jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan. Tanpa memerlukan ijazah atau keterampilan khusus, mereka cukup mengklaim sebuah area sebagai lahan parkir dan bisa meminta uang dari siapa saja yang parkir di situ.

Fenomena ini mulai berkembang pada era 1980-an hingga 1990-an, ketika urbanisasi besar-besaran terjadi. Banyak orang dari desa pindah ke kota untuk mencari pekerjaan, namun karena lapangan kerja yang terbatas, mereka akhirnya melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup, termasuk menjadi tukang parkir liar. Masalahnya, sistem parkir di Indonesia juga tidak tertata dengan baik.

Pemerintah sering menutup mata terhadap masalah ini atau bahkan tidak memiliki regulasi yang jelas terkait hal ini. Akibatnya, tempat-tempat yang seharusnya gratis malah dikuasai oleh tukang parkir liar. Seiring waktu, profesi ini semakin berkembang dan menjadi semacam tradisi di beberapa daerah.

Kategori :