RADAR JABAR - Pemilihan kepala daerah (Pilkada), yang seharusnya menjadi ajang demokrasi di tingkat daerah, berubah menjadi insiden berdarah di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Peristiwa ini terjadi ketika seorang warga tewas akibat pengeroyokan oleh sekelompok orang menggunakan celurit atau dalam budaya lokal dikenal sebagai carok.
Kasat Reskrim Polres Sampang, Safril Selfianto, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Desa Ketapang Laok. Selain itu, polisi juga telah mengumpulkan barang bukti dan memintai keterangan sejumlah saksi.
Korban yang menjadi sasaran pengeroyokan tersebut diketahui bersama Jimmy Sugito Putra, warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Jimmy sendiri merupakan saksi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), seperti yang dijelaskan Ketua Tim Pemenangan pasangan tersebut, Surya Noviantoro, pada Minggu malam (17/11/2024).
"Karena itu kami menyampaikan ungkapan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap keluarga korban dan meminta agar polisi mengusut tuntas kasus ini," katanya.
BACA JUGA:Nobar Final Leg 2 Persib vs Madura United, Bupati Bandung Serukan Doa untuk Palestina
BACA JUGA:Breaking News! Persib Bandung Juara Liga 1 Indonesia 2023/2024 usai Taklukkan Madura United
Novi menduga, insiden pengeroyokan terhadap korban dilakukan dengan motif politik. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut terjadi setelah Calon Bupati Slamet Junaidi mengunjungi seorang tokoh agama di Ketapang.
Dalam kunjungan itu, Slamet sempat diadang oleh sekelompok massa bersenjata celurit, tetapi berhasil menghindar dengan mengambil jalur lain. Setelah itu, kelompok penghadang memasuki lokasi yang sebelumnya dikunjungi Slamet Junaidi. Di tempat tersebut, terjadi cekcok yang berujung pada penganiayaan.
Korban pembacokan diketahui berasal dari Kabupaten Pamekasan, namun memiliki hubungan keluarga dengan warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang. Dalam Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024, korban merupakan pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, "Jimat Sakteh," dan bertugas sebagai saksi.
Namun, Kasat Reskrim Polres Sampang menyatakan bahwa dugaan motif politik ini masih sebatas spekulasi masyarakat. Polisi masih menyelidiki fakta sebenarnya terkait insiden tersebut.
"Jika semua data telah kami kumpulkan, termasuk keterangan dari berbagai pihak, insya Allah akan kami rilis motif dari kejadian ini," kata Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Safril Selfianto.
Humas RSUD Ketapang, Alfian Akbar, menjelaskan bahwa korban sempat dirujuk ke rumah sakit tersebut dan tiba sekitar pukul 16.10 WIB dalam kondisi pendarahan aktif akibat luka-luka yang disebabkan oleh senjata tajam di bagian wajah, punggung, dan tangan. Sayangnya, pada pukul 17.15 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Setelah itu, korban langsung dipulangkan ke rumah duka," katanya menuturkan.