Meski tidak ada tindakan nyata yang mengarah pada pengkhianatan, mereka tetap merasa tidak dihargai dan kurang diperhatikan. Ini membuat mereka semakin meyakini bahwa mereka adalah pihak yang selalu dirugikan.
6. Menggunakan Emosi untuk Mengontrol Orang Lain
Orang dengan sikap playing victim sering memanfaatkan emosi seperti tangisan, kemarahan, atau bahkan sikap putus asa untuk mempengaruhi orang lain. Mereka berharap orang-orang di sekitarnya merasa bersalah atau kasihan sehingga bersedia memenuhi keinginan mereka.
Emosi ini kerap digunakan untuk mendapatkan simpati, dukungan, atau bahkan hal-hal material tanpa harus berusaha lebih. Ini adalah salah satu bentuk manipulasi yang digunakan agar mereka tetap mendapatkan perhatian tanpa harus bertanggung jawab atau berupaya memperbaiki diri.
7. Sulit Mengakui Kesalahan
Ciri terakhir yang menonjol dari orang yang suka playing victim adalah ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan. Mereka selalu merasa benar dan enggan untuk introspeksi atau mengakui bahwa mereka mungkin berperan dalam masalah yang ada.
Saat terjadi konflik, mereka akan menyalahkan orang lain tanpa mempertimbangkan apakah mereka juga memiliki andil. Ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan ini membuat hubungan dengan mereka sulit berkembang karena mereka enggan belajar dari pengalaman atau menerima masukan yang membangun.