RADAR JABAR - Orang dengan sikap playing victim atau berpura-pura menjadi korban cenderung menarik perhatian karena mereka kerap memperlihatkan diri sebagai pihak yang selalu dirugikan. Sikap ini sering kali muncul sebagai strategi untuk mendapatkan simpati, dukungan, atau sekadar perhatian.
Meski terdengar sepele, perilaku seperti ini bisa berdampak negatif dalam hubungan sosial, pekerjaan, bahkan kesehatan mental orang-orang di sekitarnya. Untuk itu, mengenali ciri-ciri orang yang memiliki kecenderungan playing victim bisa membantu kita dalam berinteraksi dengan mereka secara lebih bijaksana.
7 Ciri orang dengan sikap Playing Victim:
1. Selalu Mencari Simpati dan Kasihan
Orang yang suka playing victim biasanya terus-menerus mencari perhatian dan simpati dari orang lain. Mereka sering bercerita tentang masalah hidup yang seakan-akan tiada habisnya, dengan penekanan pada betapa sulitnya kehidupan yang mereka jalani. Semua keluhan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan emosional dari orang-orang di sekitar mereka.
Sayangnya, alih-alih berusaha memperbaiki keadaan, mereka justru hanya fokus pada sisi negatif dan berharap orang lain merasa kasihan tanpa mempertanyakan tindakan mereka sendiri.
BACA JUGA:4 Tipe Stress Language, Manakah Tipe Kamu?
BACA JUGA:Makanan Pengganti Daging yang Cocok untuk Vegan Apa Saja? Ini 7 Daftarnya
2. Memutarbalikkan Fakta
Ciri khas lainnya adalah kemampuan untuk memutarbalikkan fakta. Orang dengan pola pikir playing victim sering menyalahkan orang lain atau situasi di luar kendali mereka, meski sebetulnya mereka turut berkontribusi pada masalah yang dihadapi.
Misalnya, jika terlambat datang ke suatu acara, mereka mungkin akan menyalahkan orang lain yang dianggap tidak memberi tahu jadwal dengan jelas, padahal mungkin mereka yang tidak cermat dalam memeriksa waktu. Kemampuan memutarbalikkan fakta ini membuat mereka selalu berada dalam posisi yang tampak ‘benar’ atau ‘dirugikan.’
3. Membesar-besarkan Masalah Kecil Menjadi Drama Besar
Orang yang gemar berpura-pura menjadi korban sering kali membesar-besarkan masalah yang sebetulnya kecil, sehingga terlihat seperti masalah besar. Mereka menganggap setiap kesulitan sebagai tantangan besar yang sengaja diarahkan kepada mereka.
Dalam pandangan mereka, setiap hambatan tampak seperti konspirasi yang ingin menjatuhkan mereka. Pola pikir ini membuat mereka semakin merasa bahwa mereka adalah sosok yang paling terluka dan perlu mendapat perhatian ekstra dari orang lain.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Cream Blush Brand Lokal yang Worth To Try!
BACA JUGA:Hobi Mahal! Ini 5 Burung Kicau Termahal di Indonesia yang Jadi Incaran Para Kolektor
4. Menghindari Solusi dan Terjebak dalam Keluhan
Salah satu tanda utama dari orang yang suka playing victim adalah kecenderungan untuk menghindari solusi atau perbaikan terhadap masalah yang mereka hadapi. Mereka lebih suka berkeluh kesah dan menceritakan kesulitan yang mereka alami, dibandingkan berusaha mencari jalan keluar.
Dengan tetap berada dalam posisi korban, mereka merasa akan terus mendapat simpati dan perhatian. Hal ini membuat mereka terjebak dalam siklus keluhan tanpa usaha nyata untuk keluar dari situasi tersebut.
5. Selalu Merasa Dikhianati
Perasaan dikhianati juga menjadi salah satu ciri orang yang gemar playing victim. Mereka merasa bahwa teman, keluarga, atau pasangan sering kali tidak memberi dukungan yang cukup. Bahkan, mereka cenderung menganggap orang lain kurang menghargai atau bahkan meremehkan usaha yang mereka lakukan.