Rekam Jejak Tom Lembong Sebelum Terjerat Kasus Korupsi Impor Gula, Pernah Berselisih dengan 2 Menteri Ini

Rabu 30-10-2024,11:45 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Thomas Trikasih Lembong, atau yang dikenal sebagai Tom Lembong, sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula pada periode 2015-2016.

Tom dikenal memiliki hubungan dekat dengan sejumlah tokoh politik, termasuk mantan Presiden Joko Widodo dan Anies Baswedan.

Selain Tom Lembong, tersangka lainnya adalah CS, yang menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis di PT PPI. Menurut Kejagung, aktivitas yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum ini menyebabkan kerugian negara hingga sekitar Rp400 miliar.

"Bahwa kerugian negara akibat ini yang tidak sesuai perundangan, negara rugi kurang lebih Rp 400 miliar," ungkap Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Abdul Qohar dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, dikutip pada Rabu, (29/10/2024).

Qohar menegaskan bahwa kasus ini bebas dari unsur politisasi. Ia menyatakan bahwa penyidik menjalankan tugas berdasarkan alat bukti yang ada.

"Tidak terkecuali siapa pun pelakunya, ketika ditemukan bukti yang cukup, maka penyidik pasti akan menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka," katanya.

BACA JUGA:Profil Tom Lembong, Eks Mendag yang Terjerat Kasus Korupsi Impor Gula

BACA JUGA:Kejagung Ungkap Kasus Korupsi Impor Gula yang Jerat Tom Lembong

"Saya ulangi, tidak memilih atau memilah siapa pelaku sepanjang memenuhi alat bukti yang cukup," tegasnya.

Qohar menjelaskan bahwa penyidik telah menyelidiki kasus ini sejak Oktober 2023, dengan memeriksa sekitar 90 saksi. Kejagung menduga bahwa dalam kasus ini telah terjadi penyalahgunaan wewenang terkait pemenuhan stok gula nasional dan stabilisasi harga gula.

Sosok tersangka ini sudah dikenal publik. Setelah tidak lagi aktif di pemerintahan, ia sempat menjadi Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dalam Pilpres 2024.

Pernah Berselisih dengan Menko Luhut dan Bahlil

Selama masa kampanye, ia sempat berselisih dengan dua menteri pemerintahan Jokowi, yaitu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan serta Menteri Investasi/Kepala BKPM yang saat itu dijabat oleh Bahlil Lahadalia.

Dalam dialog di CNBC Indonesia TV, Tom Lembong menyatakan bahwa anjloknya harga nikel dunia, yang kini mendekati titik terendah dalam tiga tahun terakhir, disebabkan oleh hilirisasi nikel di Indonesia yang ia nilai terlalu agresif, sehingga menyebabkan kelebihan pasokan nikel di pasar global.

"Yang kita anti adalah hilirisasi yang tadi disebut oleh Pak Muhaimin, yang ugal-ugalan. Berujung pada konyol karena senjata makan tuan, saking gencarnya menggenjot smelter nikel, kemudian membanjiri dunia dengan suplai nikel sampai harganya anjlok," ungkap Tom dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia.

Meskipun begitu, dia menyatakan bahwa program hilirisasi tetap menjadi bagian dari visi dan misi pasangan calon AMIN. Dengan demikian, Tom Lembong menegaskan bahwa AMIN tidak menolak hilirisasi, tetapi akan melaksanakannya dengan cara yang bijak.

Kategori :