Kenali 9 Bahaya Membentak Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

Minggu 13-10-2024,20:47 WIB
Reporter : Cucun siti Maryam
Editor : Cucun siti Maryam

Membentak secara terus-menerus bisa menyebabkan trauma psikologis pada anak. Mereka mungkin merasa terancam, takut, atau cemas setiap kali dihadapkan dengan situasi yang serupa. Trauma ini bisa membentuk luka emosional jangka panjang yang sulit disembuhkan.

Anak yang trauma mungkin mengalami kesulitan mengatasi stres dan kecemasan di kemudian hari.

7. Berdampak pada Kesehatan Fisik

Stres akibat bentakan yang dialami anak dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik mereka. Stres kronis diketahui bisa menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pernapasan. Selain itu, stres jangka panjang bisa memicu masalah kesehatan serius di masa dewasa.

8. Membentuk Perilaku Agresif

Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengembangkan pola perilaku agresif. Mereka dapat menunjukkan agresi fisik atau verbal terhadap teman-teman sebaya atau anggota keluarga lainnya.

Sikap agresif ini muncul sebagai respons terhadap perlakuan kasar yang mereka terima di rumah, menciptakan siklus perilaku buruk yang sulit dipatahkan.

9. Memicu Depresi dan Gangguan Emosi

Anak yang dibentak berulang kali lebih rentan terhadap gangguan emosi seperti depresi. Perasaan tertekan dan cemas karena dibentak dapat menyebabkan anak menarik diri dari lingkungan sosial, menjadi pendiam, dan tidak bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengarah pada gangguan mental yang lebih serius, seperti depresi klinis atau bahkan gangguan kecemasan yang membutuhkan penanganan profesional.

Mengatasi Kebiasaan Membentak

Membentak anak mungkin terlihat sebagai respons spontan saat orang tua merasa frustrasi atau marah. Namun, penting bagi orang tua untuk menyadari dampak jangka panjang dari tindakan ini dan berusaha mengubah pendekatan mereka terhadap pengasuhan.

Sebagai gantinya, orang tua bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Bersikap tenang: Ketika emosi memuncak, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam dan tenangkan diri sebelum berbicara dengan anak.
  • Berikan nasihat dengan lembut: Alih-alih membentak, coba komunikasikan harapan dan aturan dengan cara yang jelas namun lembut.
  • Berikan contoh yang baik: Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Dengan menjadi panutan yang tenang dan sabar, anak akan belajar bagaimana menangani situasi dengan cara yang positif.

 

 

Kategori :