Radar Jabar Disway – Penjabat Perdana Menteri Lebanon, Najiib Mikati, hari Rabu 9 Oktober 2024, menyebut negara-negara Arab dan internasional terus berusaha menghentikan serangan Israel ke negaranya. Itu “meskipun Israel bersikap keras kepala”.
“Beberapa pihak mungkin berpikir bahwa upaya diplomatik telah terhenti, namun itu tidak benar, kami terus melakukan kontak yang diperlukan,” papar dia dalam pernyataan yang dirilis oleh kantornya, dikutip dari Antara, Kamis (10/10).
Mikati memastikan mitra-mitra Lebanon dari Arab dan negara asing terus menekan agar dilakukan gencatan senjata. Upaya tekanan ini demi membuka jalan untuk pembahasan manuver-manuver politik utama, khususnya Resolusi PBB 1701 yang diadopsi pada 11 Agustus 2006.
BACA JUGA:Ketum PBNU Kecam Serangan Israel Ke Lebanon
BACA JUGA:Pemerintah China Evakuasi 215 Warganya dari Lebanon di Tengah Konflik Israel-Hizbullah
Resolusi PBB 1701 menyerukan penghentian total pertempuran antara Lebanon dengan Israel dan pembentukan zona demiliterisasi antara Blue Line (perbatasan antara Lebanon dengan Israel) dan Sungai Litani, dan hanya mengizinkan tentara Lebanon dan Pasukan Sementara di Lebanon (UNIFIL) untuk memiliki senjata dan peralatan militer di wilayah tersebut.
Selain daripada itu, Mikati menyebut krisis pengungsian yang disebabkan oleh serangan Israel menimbulkan “tantangan” bagi Pemerintah Lebanon.
BACA JUGA:Sekjen PBB Soroti Kekhawatiran Terhadap Meningkatnya Korban Sipil di Lebanon dan Tepi Barat
BACA JUGA:Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Pertahankan Posisi di Lebanon