BACA JUGA:5 Fakta Mencengangkan Negara Timor Leste Setelah Lepas dari Indonesia
BACA JUGA:Polisi Spanyol Ungkap Jaringan Penyelundupan Migran Internasional
Selain itu, Spanyol menjalankan berbagai proyek reboisasi untuk mengembalikan hutan-hutan yang hilang dan mencegah erosi tanah.
Lebih khusus di sektor pertanian, Spanyol mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, termasuk pergantian tanaman, pengurangan penggunaan bahan kimia pertanian, dan penerapan teknik pertanian yang ramah lingkungan.
Walaupun semua upaya yang dilakukan Spanyol ini bertujuan untuk memulihkan wilayah yang terkena dampak penggurunan, tidak semua kerusakan dapat diperbaiki. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada 18% penggurunan di Spanyol yang sudah tak tertolong.
Selain itu, daerah yang mengalami penggurunan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulihkan kesuburan tanahnya seperti sediakala. Meski begitu, setidaknya Spanyol menyadari ancaman nyata penggurunan wilayahnya yang bisa mengubah negaranya menjadi segersang Afrika.
Selain Spanyol, ancaman penggurunan juga terjadi di kawasan Mediterania lainnya, seperti Italia Selatan, Malta, Maroko, Tunisia, dan Aljazair. Wilayah Mediterania secara alami memiliki iklim yang kering dengan musim panas yang panjang, yang semakin diperburuk oleh pemanasan global.
Ada juga negara-negara yang memiliki gurun besar di wilayahnya, seperti Cina, Australia, Sahel di Afrika, India, Amerika Serikat, dan Meksiko. Gurun-gurun tersebut semakin luas setiap tahunnya, menelan daratan sekitarnya. Bahkan, Cina menanam pohon untuk membatasi pergerakan gurun yang dikenal sebagai "The Great Green Wall of China."