BACA JUGA:6 Rekomendasi Parfum Lokal Wangi Tahan Lama Aroma Segar, Cocok untuk Cuaca Musim Panas!
Begini, sebaik apa pun inovasi yang dibuat, jika tidak sesuai dengan minat konsumen, inovasi tersebut tetap tidak akan laku. Sedangkan dalam membuat produk, produsen harus mempertimbangkan minat konsumen.
Mungkin ada alasan tertentu mengapa produsen lokal memproduksi barang-barang yang kita bahas tadi. Salah satunya adalah mereka ingin produk mereka menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin menggunakan barang dari merek luar dengan harga yang lebih terjangkau.
Di sisi lain, inilah dinamika kapitalisme, di mana persaingan adalah hal yang wajar, sekalipun tidak ada perbedaan yang mencolok di antara satu produk dengan yang lainnya.
2. Mentalitas Lemah
Selain itu, yang membuat banyak produk lokal di Indonesia kalah bersaing dengan produk luar adalah mentalitas produsen lokal yang masih banyak yang lemah. Contohnya, beberapa waktu lalu, negara kita dihebohkan dengan kabar masuknya teknologi Starlink milik Elon Musk ke Indonesia.
Kabar ini sempat ramai diperbincangkan karena teknologi ini dianggap revolusioner di Indonesia. Namun, kemunculan teknologi Starlink ini menimbulkan pro dan kontra, dan salah satu argumen dari pihak yang kontra adalah kekhawatiran provider internet lokal bahwa Starlink mampu mengambil alih pasar internet di Indonesia.
Sebenarnya, kita tidak bisa memungkiri bahwa kemunculan produk luar negeri memang bisa menjadi ancaman serius bagi produk lokal. Namun, di sisi lain, yang perlu kita perhatikan adalah kualitas produk lokal itu sendiri.
BACA JUGA:9 Rekomendasi Skincare untuk Kulit Kering dari Brand Lokal yang Murah dan Mudah Didapatkan
BACA JUGA:7 Rekomendari Skincare untuk Flek Hitam dari Brand Lokal yang Murah Meriah
Seharusnya, jika kita yakin kualitas produk kita bagus, kita tidak perlu takut dengan produk mana pun karena konsumen pasti akan memilih yang lebih baik. Dalam dunia kapitalisme, persaingan adalah hal yang wajar, dan justru kita dituntut untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan.
Jika kita lebih baik dari pesaing kita, konsumen akan tahu mana yang harus mereka pilih. Yang salah adalah jika pihak luar menggunakan cara-cara kotor untuk merusak produk lokal, seperti menjual dengan harga sangat murah di awal untuk menghancurkan persaingan, memonopoli pasar melalui kebijakan pemerintah, atau melakukan tindakan curang lainnya.
Selama persaingan terjadi pada kualitas produk, seharusnya ini menjadi dorongan bagi produk lokal untuk memperbaiki kualitas yang mereka tawarkan, bukan malah menjadi cengeng dan meminta agar produk asing dilarang masuk. Inilah yang dinamakan persaingan bisnis.
Kita tidak bisa selamanya hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, karena pada akhirnya semuanya kembali pada kualitas yang bisa kita berikan.
Menurut kami, slogan untuk mencintai produk-produk Indonesia juga tidak cukup, karena jika produk lokalnya tidak berkualitas, itu sama saja tidak ada artinya. Dari perspektif saya sebagai konsumen, ada banyak produk asal Indonesia yang hanya mengandalkan status "dukung produk lokal" agar masyarakat membeli karena ikatan emosional semata.
Mungkin ini juga menjadi alasan mengapa banyak produk lokal di Indonesia hanya bisa menjadi alternatif, tetapi tidak bisa menggantikan produk asing secara penuh. Ini karena masih banyak produk lokal yang kualitasnya belum dapat sepenuhnya menggantikan produk dari luar negeri.
BACA JUGA:8 Rekomendasi Brand Skincare Lokal Terbaik dan Viral yang Harus Kamu Coba, Nomor 2 Paling Favorit