RADAR JABAR - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 41.032 peserta dari wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) telah mengikuti pelatihan melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) Pintar.
"Kami awalnya tidak mengira pelatihan MOOC dapat diakses di semua wilayah 3T. Karena, dari sisi akses dan geografi kita tahu kondisinya sulit terjangkau. Tapi, ternyata di luar ekspektasi. MOOC Pintar bisa menjangkau puluhan ribu peserta di daerah pelosok yang ingin meningkatkan kompetensi," ujar Mastuki, Kepala Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag RI, dalam keterangan di Jakarta, Minggu (8/9).
Menurut Mastuki, MOOC adalah program unggulan yang berhasil mendukung transformasi digital di Kemenag RI, dan telah mendapat apresiasi dari Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
MOOC Pintar dianggap mampu mempercepat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kemenag, yang terdiri dari lebih dari 3 juta orang, termasuk guru, kepala madrasah, pengawas, penghulu, penyuluh, serta jabatan fungsional lainnya.
BACA JUGA:Konsul RI Tawau Lakukan Kunjungan Hormat ke Ahli Dewan Undangan Negeri Sabah YB Datuk Nizam
Selain untuk SDM di lingkungan Kemenag, MOOC Pintar juga terbuka bagi masyarakat umum yang ingin meningkatkan kualitas diri melalui berbagai pelatihan yang tersedia.
"Memang, jika dibandingkan dengan jumlah ASN dan SDM Kemenag, akses MOOC ini masih kecil. Program MOOC baru menjangkau 41.032 dari total satu juta peserta MOOC di seluruh Indonesia di waktu yang sama. Masih besar jumlah yang perlu disasar dan sosialisasi masif," jelasnya.
Mastuki menyebutkan, peserta dari wilayah 3T yang telah mengikuti MOOC berasal dari berbagai daerah, antara lain Aceh dengan 189 peserta, Sumatera dengan 2.011 peserta, Bengkulu 203 peserta, Lampung 594 peserta, Jawa Timur 5.962 peserta, Banten 4.606 peserta, NTB 13.530 peserta, NTT 2.012 peserta, Kalimantan 3.815 peserta, Sulawesi 5.798 peserta, Maluku 1.470 peserta, dan Papua 842 peserta.
"Jangkauan wilayah 3T tentu capaian yang baik. Ini membuktikan pelatihan online sudah menjadi kebutuhan pegawai di manapun berada. MOOC dirancang agar dapat digunakan dimana saja dan kapan saja," tambah Mastuki.*