7 Tuntutan Para Gen Z yang Sering Sulit Kita Pahami

Rabu 28-08-2024,12:33 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Mereka melihat ketidakadilan di mana-mana—dari sistem pendidikan yang tidak merata hingga ketimpangan dalam akses kesehatan, bahkan ketidakadilan di dunia kerja. Mereka tidak hanya berdiri di pinggir lapangan; mereka aktif berusaha untuk mengubahnya.

Dalam setiap protes dan tindakan kecil yang mereka ambil, mereka menantang kita untuk memikirkan kembali apa yang kita anggap sebagai normal.

BACA JUGA:Memahami Permasalahan Generasi Alpha, Lebih Rumit dari Generasi Z

BACA JUGA:8 Tips Mengelola Keuangan dengan Bijak untuk Generasi Sandwich

Bahkan ketika pandemi COVID-19 melanda, ada istilah "new normal" atau standar baru. Mereka juga berhak membentuk standar baru bagi mereka sendiri.

Mengapa kita harus meragukan hal ini? Mereka menunjukkan kepada kita bahwa kesadaran sosial tidak hanya tentang mengetahui masalah, tetapi tentang bertindak untuk perubahan. Mereka membuktikan bahwa kritik terhadap sistem bukanlah kekacauan, tetapi langkah menuju pembaharuan dan perbaikan.

6. Menolak Kapitalisme

Generasi Z tidak hanya menjadi suara yang berteriak di tengah kebisingan; mereka jelas-jelas memberikan gambaran tentang bagaimana kita bisa melangkah menuju masa depan yang lebih adil—yang tidak hanya dikuasai oleh kapitalisme yang menekan harga, menekan upah, dan meminta produksi yang lebih tinggi.

Mereka mendemonstrasikan bahwa kesadaran sosial yang mendalam dan kritik terhadap sistem tidak harus disertai dengan kekacauan, tetapi bisa menjadi pendorong utama untuk reformasi yang diperlukan.

Saat kita menilai mereka dengan skeptisisme, marilah kita ingat bahwa mereka mungkin memiliki perspektif yang sangat berharga. Kesadaran sosial dan kritis mereka adalah refleksi dari dorongan untuk melawan status quo dan membangun dunia yang lebih baik dan lebih adil.

Mereka menantang kita untuk bertanya lebih dalam, berpikir lebih keras, dan tidak hanya menerima apa yang diberikan, tetapi untuk berjuang demi perubahan yang nyata. Generasi Z telah menyaksikan bagaimana budaya kerja yang obsesif bisa mengikis makna dan keseimbangan dalam hidup.

BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu! Paradoks Kegagalan Karena Menelan Terlalu Banyak Informasi

BACA JUGA:Hewlett-Packard: Gen Z Rela Memiliki Gaji Kecil Asal Mental Sehat

Mereka melihat orang-orang terjebak dalam rutinitas melelahkan di mana pekerjaan sering menghabiskan lebih banyak waktu dan energi daripada yang seharusnya. Mereka juga menyaksikan bagaimana pencarian kesuksesan sering mengabaikan aspek-aspek penting dari kehidupan, seperti kesehatan mental, hubungan pribadi, dan kepuasan pribadi.

7. Ingin Mendapat Pekerjaan Sesuai Kepuasan Pribadi

Generasi Z meminta pekerjaan yang memberikan kepuasan pribadi, memungkinkan mereka untuk tumbuh sebagai individu, dan memberi mereka waktu untuk aspek-aspek lain dalam kehidupan. Mereka menolak membayar harga yang terlalu tinggi untuk kesuksesan, hubungan dengan orang yang mereka cintai, atau waktu untuk diri sendiri.

Saat ini, kita melihat mereka berjuang untuk keseimbangan dan makna. Mari kita ingat bahwa ini adalah dorongan untuk melihat kembali bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan dan kebahagiaan.

Generasi Z mengajarkan kita bahwa pencarian makna dalam pekerjaan dan kehidupan bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kekuatan dan kesadaran diri. Meskipun sebenarnya realita lebih kejam dari sekadar mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan. Siapapun dituntut bekerja untuk mendapatkan apa yang kita mau.

Kategori :