RADAR JABAR - Jika kita melihat hari ini, tokoh yang paling berperan dalam perkembangan agama Nasrani sejak awal adalah Paulus. Ajaran yang dia sampaikan sudah jauh berbeda dari apa yang diajarkan oleh Nabi Isa alaih salam.
Bahkan, istilah "agama Masehi" atau "Nasrani" mungkin lebih tepat jika dinamakan "Paulisme" atau "agama Paulus". Paulus telah berperan besar dalam agama ini, sehingga ajarannya yang bersumber dari surat-suratnya menjadi bagian dari fatwa dalam ajaran Nasrani. Saat ini, semua doktrin yang dipakai oleh agama Nasrani banyak mengacu pada doktrin Paulus.
Apa sebenarnya doktrin Paulus dan siapa Paulus itu? Paulus merupakan tokoh penting dalam agama Masehi di samping Yesus Kristus. Setelah kepergian Yesus, Paulus sangat berperan dalam membentuk ajaran agama Masehi. Namun, banyak ajaran Paulus yang menyimpang dari ajaran asli yang diajarkan oleh Nabi Isa alaih salam.
Riwayat Paulus
Nama asli Paulus adalah Saul atau Saulus. Ia lahir di Tarsus, sebuah kota di wilayah Kilikia, Asia Kecil, sekitar tahun 2 SM. Karena Nabi Isa lahir sekitar tahun 4 SM, Paulus diperkirakan sekitar 8 tahun lebih muda daripada Nabi Isa AS.
Ayah Paulus berasal dari suku Benyamin, sehingga Paulus adalah keturunan Yahudi. Pada masa itu, Tarsus adalah kota dagang yang penting dan ramai, serta merupakan jalur perlintasan dari timur ke Eropa.
Di kota ini terdapat perguruan Yunani, candi dewa-dewa, gedung komedi, dan tempat hiburan lainnya yang populer di kalangan orang-orang Yunani.
BACA JUGA:Selain dalam Injil dan Taurat, Kedatangan Nabi Muhammad Tertulis di Kitab Suci Hindu Weda
Ayah Paulus memasukkan Saulus ke sekolah sinagoge, di mana ia mempelajari sejarah bangsanya. Dalam Kisah Para Rasul, dijelaskan bahwa setelah dewasa, Paulus dikirim oleh ayahnya untuk belajar agama Yahudi kepada seorang Rabi di Yerusalem.
Sejak muda, Paulus sudah tertarik pada kebudayaan Yunani atau Hellenisme, terutama dalam pelajaran filsafatnya.
Hal ini membentuk dua pengaruh dalam dirinya. Pertama, pengaruh kuat dari hukum Taurat yang diwarisi dari keluarganya, dan kedua, pengaruh kebudayaan Yunani mengenai ajarannya. Paulus juga berguru kepada Gamaliel, seorang ulama Yunani yang terkenal di Yerusalem.
Paulus bukanlah orang Nazaret atau orang Yerusalem, dan dia juga bukan murid langsung dari Nabi Isa alaih salam maupun pengikutnya, baik di Yerusalem maupun di Nazaret.
Bahkan, dia belum pernah bertemu langsung dengan Nabi Isa alaih salam, meskipun mungkin saja dia pernah melihatnya dari jauh. Sebaliknya, Paulus merupakan musuh dari pengikut Nabi Isa dan sering bertindak kejam terhadap mereka.
Ia dikenal sebagai orang yang pertama kali menganiaya orang-orang Nasrani, banyak dari mereka dipenjarakannya, dianiaya di rumah ibadah, dan dipaksa untuk menentang Nabi Isa AS. Paulus bahkan menyetujui pembunuhan terhadap orang-orang Nasrani.
Selama hidupnya, Paulus tidak pernah menikah dan memiliki fisik yang cukup lemah serta sering sakit. Namun, ia memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang baik dan pengetahuan mendalam tentang agama-agama Hellenisme.
Mengenai masuknya Paulus ke dalam agama Nasrani, Lukas mencatat bahwa saat Paulus berada di dekat kota Damaskus, tiba-tiba cahaya dari langit memancar di sekelilingnya dan dia mendengar suara yang berkata kepadanya, “Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku?” Paulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Suara itu menjawab, “Akulah Yesus yang kau aniaya.” Paulus berkata dengan gemetar dan kagum, “Hai Tuhan, apa yang akan Engkau perbuat?” Tuhan kemudian berkata kepadanya, “Bangunlah dan berpeganglah pada agama Masehi.”