RADAR JABAR - Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Irma Ardiana, mengungkapkan bahwa pengukuran balita secara serentak di posyandu secara nasional telah mencapai 95 persen.
“Dari total balita sebanyak 16 juta di seluruh Indonesia, yang sudah masuk ke data sistem, capaian pengukurannya secara nasional sudah mencapai 95 persen dari data EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat),” ujar Irma di Jakarta, Rabu (31/7).
BACA JUGA: BNPB Peringatkan Potensi Banjir dan Tanah Longsor di Indonesia Bagian Tengah dan Timur
Pernyataan ini disampaikan dalam lokakarya untuk meninjau pelaksanaan Program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI), yang merupakan inisiatif kemitraan antara BKKBN, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), Tanoto Foundation, Amman, BCA, dan Yayasan Bakti Barito, serta dilaksanakan oleh Wahana Visi Indonesia sebagai mitra pelaksana utama.
Irma menegaskan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari peran aktif para kader di posyandu, yang harus memastikan bahwa posyandu di wilayah mereka berfungsi dengan baik dan melakukan pengukuran secara akurat.
BACA JUGA:Kevin Lilliana Gaungkan Nilai Pancasila Pada Anak Muda dalam Kehidupan Sehari-Hari
“Kalau sudah dipastikan berapa jumlah posyandunya, kita harus punya basis datanya. Lalu juga memastikan apakah kadernya sudah ada, proaktif, antropometrinya bagaimana, kita terus memantau juga apakah kader sudah benar-benar memahami intervensi serentak ini,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya intervensi pencegahan stunting yang harus dimulai dari hulu, sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting di Indonesia (RAN Pasti). Fokus utama adalah pada pendekatan keluarga berisiko stunting, intervensi gizi terpadu, dan konvergensi layanan multi-pihak.
BACA JUGA:Bea Cukai Musnahkan 162.708 Botol Miras dan 12 Juta Rokok Ilegal Senilai Rp165 Miliar
“Konvergensi layanan keluarga itu sasarannya calon pengantin, calon pasangan usia subur, remaja, ibu hamil, ibu masa interval atau pasca-persalinan, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, dan anak usia 0-59 bulan. Konvergensi layanan masing-masing kelompok sudah dipetakan, nanti kita bisa melihat apakah Proyek PASTI sensitif terhadap indikator ini,” tambahnya.
Hingga Juni 2024, Program PASTI telah dilaksanakan di empat provinsi, 14 kabupaten, 44 kecamatan, dan 547 desa. Program ini juga telah melaksanakan kampanye perubahan perilaku untuk 2.354 orang tua atau pengasuh anak usia di bawah dua tahun, serta program pos gizi dapur sehat atasi stunting (dashat) untuk 2.476 anak berisiko stunting.
Selain itu, Program PASTI telah meningkatkan kesadaran tentang stunting melalui forum generasi berencana (genre) bagi 4.183 remaja usia 15-19 tahun, memberikan pendampingan kesehatan bagi 720 calon pengantin, dan meningkatkan kapasitas 1.939 anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).*