Tentunya, imbuh Kang DS, ada beberapa komoditi yang masih fluktuatif. Tapi alhamdulillah karena Kabupaten Bandung mempunyai para petani yang andal, dan juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas.
"Maka hal ini salah satu motivasi bagi para petani untuk terus bisa melakukan pertaniannya. Ada intervensi anggaran dari pemerintah setiap tahunnya, yaitu memberikan subsidi atau hibah. Ini salah satu kolaborasi yang sangat luar biasa dan mudah-mudahan dengan adanya program Ki Pinter Bedas sebagai salah satu program inovasi daerah Kabupaten Bandung," tuturnya.
"Di mana program Ki Pinter Bedas ini merupakan bagian dari langkah-langkah ikhtiar kita untuk terus melakukan inovasi-inovasi, sehingga kondisi harga HET di Kabupaten Bandung ini benar-benar bisa terkendali," imbuh Bupati Bedas ini.
Pemkab Bandung pun memberikan sertifikasi halal secara gratis kepada para penerima.
"Insya Allah kita akan melanjutkan program-program ini, sehingga inflasi di Kabupaten Bandung betul-betul stabil," kata orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini.
Sementara itu, Kepala Disperdagin Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah mengatakan, bahwa keberadaan Ki Pinter Bedas yang baru diresmikan Bupati Bandung bukan pesaing bagi para pedagang pasar di Kabupaten Bandung, khususnya di Pasar Sehat Soreang.
"Sebab, keberadaannya adalah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di Pasar Sehat Soreang ini, sekaligus menjadi rujukan banderol kebutuhan pokok di pasar," jelas Dicky.
Menurutnya, keberadaan Ki Pinter Bedas juga menjadi titik pantau, baik itu dalam hal referensi harga, maupun titik pelaksanaan operasi pasar.
BACA JUGA:Jadi Pemicu Tawuran, Pol PP Kota Bogor Bakal Babat Habis Lapak Penjual Miras
"Di tengah situasi dan dinamika perekonomian, khususnya dalam hal pengendalian inflasi, keberadaan Ki Pinter Bedas ini memegang peran sangat penting untuk melihat tinggi rendahnya penjualan di kios pengendalian ini," tutur Dicky.
Ia menyebutkan Ki Pinter Bedas ini juga praktis menjadi barometer untuk melihat kondisi pasar terkait ketersediaan, maupun harga bahan pokok.
Karena menjadi rujukan harga, Dicky pun turut mengungkapkan kalau kondisi kios ramai, banyak konsumen yang datang untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
"Hal itu menjadi kecurigaan apakah di pasar terjadi kelangkaan yang mengakibatkan ketersediaan sedikit atau ada permainan dari distributor sehingga membuat harga naik," terangnya.
"Ketika kios sepi pun menjadi atensi kami, untuk melihat apakah kondisi pasar sedang stabil atau justru perekonomian sedang lesu. Jadi keberadaan kios ini sangat vital untuk pemantauan dan pengawasan di pasar," imbuhnya.**