Ridwan Sanjaya (34), seorang petani dari kelompok tani, mengungkapkan ketertarikannya untuk beralih ke produksi padi organik. Namun, harga pupuk organik yang mencapai Rp 14 ribu per kilogram atau sekitar Rp 1,4 juta per kwintal menjadi kendala. "Pupuk kimia biasa hanya Rp 240 ribu per kwintal karena ada subsidi. Jadi biaya produksinya menjadi tinggi," katanya.
Ridwan juga mengakui bahwa hasil panen pada masa tanam pertama peralihan ke organik biasanya akan menurun. "Jadi itu juga pertimbangan kami, untuk pindah ke organik, walaupun ada rasa ingin menanam organik," tambahnya. Saat ini, dari 4 hektare sawah miliknya, masih lebih banyak yang ditanam menggunakan metode non-organik, meski sebagian kecil sudah mulai beralih ke organik.
Ridwan berharap agar pupuk organik bisa disubsidi karena harga gabah organik jauh lebih mahal dibandingkan gabah biasa. "Kalau yang biasa paling sekitar Rp 600 ribu per kwintal, sedangkan yang organik bisa Rp 750 ribu per kwintal," ujarnya. (*) (Agi).