Kang DS pun mengungkapkan tiga muatan lokal di sekolah TK, SD dan SMP. Pertama pendidikan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, pendidikan bahasa Sunda dan budaya Sunda, ketiga pendidikan mengaji dan menghafal Al-Qur'an.
"Dengan adanya pendidkan muatan lokal ini, guru ngaji datang ke sekolah dalam rangka membentuk anak bangsa kita di masa yang akan datang yang berkarakter dan berakhlakul karimah," ujarnya.
Kang DS pun berjanji bahwa 13 program prioritas itu, di antaranya program insentif guru ngaji akan terus dilanjutkan selama dirinya jadi Bupati Bandung.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas itu, Bupati Bandung langsung merespon apa yang menjadi aspirasi masyarakat, di antaranya terkait penataan atau pembangunan jalan di desa tersebut.
"Penataan atau pemeliharaan jalan bisa dianggarkan dari APBD Perubahan," harapnya.
Ia pun menjelaskan manfaat program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Disaat mengalami kecelakaan, untuk biaya perawatan bisa dicover oleh BPJS. Demikian pula disaat meninggal dunia, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta.
"Kalau sudah tiga tahun keanggotaan BPJS-nya, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 174 juta untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya atau kuliah," katanya.
BACA JUGA:Bawa Surat Tugas dari Ketum PAN untuk Jadi Cawabup, Eksanti Temui Incumbent Kang DS
Selama tiga tahun jadi Bupati, katanya, sudah mengeluarkan 250.000 BPJS Ketenagakerjaan. Penerima manfaat BPJS itu, yakni para guru ngaji, kader PKK, RT, RW, Linmas, perangkat desa, LPMD, BPD dan pihak lainnya.
"87.000 petani juga mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
Tak hanya itu, ia pun mensosialisasikan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan dengan anggaran Rp 70 miliar.
"Anggaran sebesar itu dititipkan di BJB sebesar Rp 20 miliar dan di BPR Kerta Raharja Rp 50 miliar," katanya.
Menurutnya, program ini untuk membantu masyarakat supaya tidak terjerat oleh bank emok. "Bank emok merusak karakter masyarakat," katanya.**