Pilihlah yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial kalian. Yang penting, rutin sisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung dan diinvestasikan. Kata orang bijak, jangan menabung dari sisa uang belanja, tetapi belanjakan sisa uang setelah menabung.
Jadi, mulai sekarang, cobalah ubah mindset. Jika biasanya menabung dari sisa gaji, lebih baik begitu gajian langsung sisihkan dulu untuk ditabung dan diinvestasikan, dan sisanya digunakan untuk keperluan sehari-hari.
4. Belanja untuk Menambah Pengalaman
Hidup hanya sekali, maka dari itu jangan sampai kita hanya menghabiskan waktu untuk bekerja saja. Sesekali kita juga perlu berinvestasi untuk hal-hal yang bisa memperkaya pengalaman hidup kita. Cobalah sesekali pergi ke tempat baru yang belum pernah kalian kunjungi.
Dengan traveling, kalian bisa membuka ide-ide baru, bertemu orang-orang baru, dan pastinya bisa menyegarkan pikiran dari rutinitas sehari-hari. Selain traveling, investasi pengalaman juga bisa berupa mencoba hobi baru.
Mungkin selama ini kalian selalu ingin mengikuti kelas memasak atau belajar memainkan alat musik. Mengapa tidak dicoba? Meski terdengar sepele, dengan memperluas wawasan dan mengeksplorasi hal baru, kalian sebenarnya sedang berinvestasi untuk pengembangan diri. Intinya, jangan pelit untuk memperkaya diri dengan pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik yang bisa membuat kalian tumbuh.
5. Belanja Kebutuhan versus Keinginan
Sekarang kita bahas soal pola belanja. Seringkali kita sulit membedakan mana yang sebenarnya kebutuhan dan mana yang hanya keinginan sesaat. Ujung-ujungnya, uang habis untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Tetapi bagaimana cara membedakan kebutuhan dan keinginan? Gampang kok. Kebutuhan adalah sesuatu yang memang harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup kalian, misalnya makan, tempat tinggal, transportasi untuk kerja, dan sebagainya.
Sementara keinginan lebih ke sesuatu yang sebenarnya bisa ditunda pemenuhannya atau bahkan tidak harus dipenuhi sama sekali. Misalnya, kalian ingin sekali membeli HP baru, padahal HP lama sebenarnya masih baik-baik saja.
BACA JUGA:16 Contoh Jenis Pemborosan Kaum Pas-Pasan Menurut Ahli Keuangan Dave Ramsey
Nah, itu tandanya HP baru masuk kategori keinginan, bukan kebutuhan mendesak. Coba tahan dulu, tunda sampai kalian benar-benar punya budget lebih untuk itu. Dengan belajar membedakan kebutuhan dan keinginan, kalian sebenarnya sedang melatih diri untuk bijak dalam mengatur prioritas.
6. Belanja Secara Kualitas, Bukan Kuantitas
Pernahkah kalian membeli barang yang sangat murah tetapi dalam waktu kurang dari sebulan sudah rusak? Coba pikirkan lagi, semurah apa pun barang yang kita beli, jika tidak awet dan cepat rusak, bukankah itu justru menjadi boros karena akhirnya kita harus membeli lagi dan lagi?
Oleh karena itu, mulai sekarang ubah pola pikir kalian dalam belanja, fokus untuk investasi pada barang-barang yang berkualitas meskipun harganya sedikit lebih mahal. Dengan membeli barang berkualitas, kalian justru berpotensi menghemat pengeluaran dalam jangka panjang.
Misalnya, daripada membeli sepatu KW yang hanya bertahan 2 atau 3 bulan, lebih baik menabung sedikit dan membeli sepatu asli dengan kualitas yang baik yang biasanya awet hingga bertahun-tahun. Dengan begitu, kalian tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk mengganti sepatu setiap beberapa bulan sekali. Jadi, mulai sekarang setiap kali ingin berbelanja, terapkan prinsip "invest in quality items."
7. Belanja dengan Bijak di Era Digital
Di era digital seperti sekarang, kita memiliki banyak kesempatan untuk belanja hemat, contohnya dari promo-promo yang bertebaran di e-commerce atau online marketplace. Pasti kalian sering memanfaatkan momen-momen seperti itu untuk membeli keperluan dengan harga yang jauh lebih murah.
Tetapi, tunggu dulu, tetap harus cerdas memilih barang yang memang kita butuhkan saja, jangan sampai termakan strategi marketing.
BACA JUGA:10 Tips Mengahadapi Keuangan di Akhir Bulan, Dijamin Akhir Bulan Akan Terasa Tenang