Secara medis, kecanduan alkohol disebut sebagai "alcohol use disorder". Ini berarti bahwa seseorang dapat mengalami gangguan kecanduan terhadap alkohol.
Ketika seseorang sudah kecanduan, akan sulit baginya untuk mengurangi konsumsi alkohol, yang dapat menghabiskan banyak uang dan juga menimbulkan gangguan fisik, mental, dan sosial pada hidupnya.
Paradoks Alkohol
Selain keempat poin tersebut, alkohol juga menciptakan sebuah hal yang sangat mengejutkan bagi kita, yaitu paradoks. Nah, sekarang saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai paradoks ini. Minuman alkohol bisa menciptakan paradoks yang terjadi pada orang yang aktif dan rutin mengonsumsi alkohol.
Ketika pertama kali Anda minum minuman alkohol, rasanya pasti tidak enak, mirip dengan minum obat luka. Namun, seiring berjalannya waktu, Anda akan merasakan nikmatnya minuman tersebut. Anda juga akan merasakan dampak positifnya seperti menjadi lebih rileks.
BACA JUGA:Dampak Bahaya Alkohol bagi Kesehatan: Mengungkap 10 Konsekuensi Serius yang Harus Diketahui
Awalnya, Anda mungkin hanya minum saat bersantai, tetapi seiring waktu, konsumsi alkohol bisa menjadi rutin setiap hari. Anda minum saat malam, saat kesulitan berkonsentrasi, saat kesulitan berpikir, saat kesulitan tidur, dan seterusnya, sampai pada titik di mana Anda merasa harus minum.
Ketika Anda sudah kecanduan seperti ini, mungkin Anda berpikir bahwa minuman tersebut bisa membantu Anda, seolah-olah Anda tidak merasakan dampak negatifnya. Namun, percayalah, Anda mengalami apa yang disebut paradoks, di mana sesuatu terasa baik tetapi sebenarnya buruk bagi Anda. Ini seperti sebuah paradoks yang membuat sesuatu terasa buruk namun enak.
Seorang neuroscientist bernama Andrew D. Huberman telah meneliti dampak alkohol secara menyeluruh terhadap otak kita. Menurutnya, minum alkohol secara rutin dalam jangka waktu lama dapat mengubah standar normal di otak kita.
Pertama, Anda mungkin merasa stres jika tidak minum. Kedua, Anda bisa merasa sedih dengan penurunan mood dan kesejahteraan saat tidak minum, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan mental Anda. Ketiga, Anda mungkin ingin minum lebih banyak karena merasa itu adalah satu-satunya cara agar Anda dapat merasa berfungsi.
Namun, sebenarnya ini adalah suatu paradoks. Ketika standar normal di otak Anda berubah dan menurun, hal ini dapat mempengaruhi penampilan Anda. Namun, saya tidak ingin sepenuhnya menyalahkan alkohol meskipun saya tahu bahwa ini berbahaya.
Semuanya tergantung pada keyakinan Anda pada akhirnya, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa dalam konteks tertentu, terutama dalam konteks medis, alkohol dapat memiliki manfaat. Namun, kami sangat mendorong Anda untuk mempertimbangkan untuk berhenti minum, terutama jika ini merugikan diri Anda sendiri dan orang lain.