RADAR JABAR - Investasi tidak hanya untuk orang kaya, untuk yang mempunyai gaji UMR atau dibawahnya mungkin sering mengeluh, “kebutuhan makan saja sering kali sulit diatasi apalagi mau berinvestasi. "Beli saham membutuhkan modal besar, bagaimana bisa berinvestasi tanpa modal?"
Itu adalah pandangan yang masih diyakini oleh banyak orang hingga saat ini. Dengan mindset seperti itu, kemungkinan besar kehidupan mereka tidak akan mengalami perubahan. Mari kita retas pandangan tersebut, karena pada dasarnya siapapun bisa berinvestasi.
Mereka menganggap bahwa hal terpenting dalam investasi adalah modal. Tanpa modal, tidak mungkin berinvestasi. Hanya orang kaya yang memiliki modal yang bisa berinvestasi. Padahal menurut saya, justru karena keterbatasan uang kita, itulah mengapa kita perlu mengelolanya dengan baik dan membuat uang tersebut bekerja untuk kita melalui investasi.
Orang kaya, yang memiliki kelebihan uang, mungkin tidak perlu berinvestasi karena mereka bisa hidup dengan leluasa. Bahkan, kemungkinan mereka masih memiliki warisan dari orang tua mereka. Jadi, cara berpikirnya sebaiknya tidak dibalik. Saya juga tidak setuju jika modal dianggap sebagai hal terpenting dalam investasi.
Pernahkah kalian mendengar kisah hidup Ronald Read? Dia bekerja selama 42 tahun sebagai pegawai pom bensin dan petugas kebersihan. Di akhir hidupnya, dia mewariskan Rp113 miliar untuk anaknya dan juga untuk amal.
Di sisi lain, ada seseorang bernama Richard Fuscone, lulusan Harvard dan mantan bos Bank America Merill Lynch yang pensiun pada usia 40 tahun. Namun, di masa tua, dia memiliki banyak hutang dan akhirnya bangkrut. Sekarang, menurut kalian, mengapa Richard yang memiliki modal lebih besar bisa bangkrut pada akhirnya?
BACA JUGA:10 Rekomendasi Aplikasi Investasi Reksadana Terbaik dan Terpercaya 2023
Dalam investasi, ada tiga variabel yang sama pentingnya: modal, waktu, dan hasil. Ketika kita muda, mungkin kita tidak memiliki modal besar dan pengetahuan untuk mendapatkan hasil investasi yang tinggi. Namun, kita memiliki waktu yang panjang untuk berinvestasi.
Sebaliknya, ketika kita tua, mungkin kita sudah memiliki modal yang cukup dan pemahaman tentang strategi investasi. Namun, orang tua tidak memiliki waktu sebanyak orang muda untuk berinvestasi.
Sekarang, mari kita bersama-sama memikirkan fase mana yang sedang kita alami. Fase muda, di mana modal kita kecil dan hasil yang dapat kita peroleh juga tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya dengan berinvestasi sesegera mungkin.
Jika kita berada di fase tua, meskipun "tua" bersifat relatif, gunakanlah modal yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Tulisan ini khusus ditujukan untuk calon investor yang memiliki pendapatan UMR dan ingin memulai dengan modal kecil. Sebelum memulai berinvestasi, perhatikan 4 hal ini:
1. Pastikan Punya Pekerjaan dan Penghasilan Tetap
Upah Minimum Regional (UMR) di beberapa daerah seperti Jakarta, Sulawesi Utara, dan sebagainya berkisar Rp3-4 juta per bulan. Kemudian, ada yang UMR-nya antara 2-3 juta, mencakup sebagian besar wilayah Indonesia. Sementara yang ketiga, UMR-nya antara 1-2 juta, khususnya di sebagian besar pulau Jawa.
Mungkin ada yang bertanya, "Lah kok dibagi-bagi gitu kak? Kan sama-sama UMR?" Namun, perlu diperhatikan bahwa angka pendapatan (income) mereka berbeda. Penghasilan UMR sekitar Rp1-2 juta mungkin lebih sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk berinvestasi. Oleh karena itu, pendekatan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Memang mungkin ada orang dengan pendapatan UMR Rp3-4 juta, namun memiliki banyak cicilan dan hutang. Sebelum memulai investasi, pastikan bahwa sudah melakukan beberapa langkah penting. Pastikan cashflow positif, di mana pendapatan lebih besar daripada pengeluaran.
2. Lunasi dulu hutang
Jika kamu termasuk orang yang konsumtif dan senang mengajukan cicilan berbunga tinggi. Lebih dari 15% per tahun seperti pinjol, paylater dan lain sebagainya. Sebaiknya lunasi dulu hutang dan cicilan sebelum memulai berinvestasi.