RADAR JABAR - Bagaimana cara untuk tetap tenang di tengah kehidupan yang begitu sibuk? Mungkin banyak dari Anda yang mengalami kesulitan ekonomi, terjebak dalam situasi rumit, atau berada dalam keadaan penuh konflik dan kekacauan. Untuk itu, kita akan membahas cara menjaga ketenangan pikiran berdasarkan pandangan filsuf stoik, Marcus Aurelius.
Marcus Aurelius adalah Kaisar Roma pada zaman Romawi dan salah satu orang paling berkuasa di dunia, menjalani hidup dengan tenang meskipun kesibukannya.
Sebagai pemimpin besar, ia tidak terikat pada gaya hidup mewah dan berfoya-foya. Marcus Aurelius terkenal dengan filosofi negatifnya, yang masih relevan dalam kehidupan modern.
Berikut adalah cara menjaga pikiran agar tetap tenang:
1. Bertindak Lebih Sedikit
Untuk mencapai ketenangan, perlu bertindak lebih sedikit. Ini tidak berarti meninggalkan pekerjaan, tetapi melihat bahwa banyak orang melakukan hal yang tidak perlu. Di era ini, akses mudah ke berbagai hiburan membuat mudah terjebak dalam aktivitas tidak produktif.
BACA JUGA:Apakah Belajar Filsafat Stoikisme Itu Penting?
Bertindak lebih sedikit juga melibatkan berbicara lebih sedikit, mengurangi pembicaraan yang tidak produktif. Prioritaskan hal-hal penting, bekerja lebih cerdas, dan efisien.
2. Hindari Pelarian Singkat
Filosofi stoik menasihati untuk tidak mencari ketenangan melalui pelarian singkat. Tempat pertama untuk menemukan ketenangan adalah di dalam diri sendiri, menurut Marcus Aurelius. Beberapa rekreasi seperti traveling bersifat sementara, dan setelahnya, kita kembali dihadapkan pada diri sendiri.
Sebagaimana dikatakan oleh Aurelius, "Tidak ada tempat yang lebih damai, bebas dari gangguan, selain jiwa Anda sendiri."
Sesekali, tidak ada salahnya untuk menikmati pemandangan dan suasana yang baru selama kita tidak menjadikannya pelarian dari pikiran kita sendiri. Untuk bisa mendapatkan ketenangan yang lebih dalan dan stabil, gunakan waktu anda untuk refleksi diri dan kontemplasi. Marcus Aurelius memberi kita dua hal untuk direnungkan.
Pertama, hal di luar tidak terlalu mempengaruhi anda, gangguan sebenarnya datang dari dalam, dari persepsi kita sendiri.
BACA JUGA:Mengenal Stoikisme: Seni Berdamai dengan Keadaan dan Hidup Bijak
Kedua, ketidakkekalan. Segala sesuatu yang anda lihat akan segera berubah dan lenyap. Perhatikanlah berapa banyak perubahan yang telah anda lihat. Dunia hanyalah perubahan, hidup kita hanyalah persepsi.
3. Ingatlah Bahwa Semuanya akan Berlalu
Filosofi stoik terkenal karena mengingat kenyataan menakutkan bahwa hidup akan segera berakhir. Ini dikenal dengan istilah Memento Mori, yaitu merenungi kematian dan penerimaan akhir bahwa perubahan alam semesta juga berarti pembusukan dan lenyapnya diri kita sendiri.
Marcus Aurelius mengingatkan kita bahwa betapa cepatnya segala hal berlalu begitu saja. Jika kita bandingkan umur manusia dengan umur planet kita, manusia hanyalah sebuah hambatan kecil dalam evolusi semesta ini.