Muhammad Abu Naim menambahkan bahwa para tahanan Palestina menjalani kehidupan yang menderita selama di penjara, dengan pengalaman pembebasannya yang tidak manusiawi.
"Saya dibebaskan dalam keadaan telanjang dengan celana boxer, tanpa ponsel atau apa pun. Kami telah disiksa di penjara. Kami mendengar teriakan keras dari bagian lain penjara, terutama tahanan dari Gaza, dan melihat banyak darah," katanya.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan Hamas, yang dimulai pada Jumat (24/11) di seluruh Jalur Gaza, memungkinkan pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan. Pada hari tersebut, Hamas menukar 24 warga Israel dan warga asing yang disandera dengan 39 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menurut perjanjian, total 50 sandera Israel akan ditukar dengan 150 tahanan Palestina secara bertahap selama empat hari. Israel mengindikasikan bahwa gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan sandera setidaknya 10 orang per hari, sementara sumber Palestina menyatakan bahwa hingga 100 sandera bisa dibebaskan, seperti dilaporkan oleh Reuters.