RADAR JABAR - David Ben Gurion adalah Perdana Menteri pertama Israel yang memiliki gairah terhadap Zionisme sejak awal kehidupannya. Gairah ini membawanya menjadi seorang pemimpin Zionis besar dan, sebagai kepala Badan Yahudi, ia secara de facto memimpin komunitas Yahudi di Palestina.
Kisah Ben Gurion memainkan peran kunci dalam perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan bagi negara Yahudi di Palestina.
David Ben Gurion lahir di Plonsk, Polandia (kekaisaran Rusia, sekarang Polandia) pada 16 Oktober 1886, dan meninggal pada 1 Desember 1973.
Awalnya bernama David Gruen, ia dididik di sekolah Ibrani yang didirikan oleh ayahnya, Victor Gruen, seorang pengacara dan anggota terkemuka komunitas Yahudi.
BACA JUGA:Kisah Mantan PM Israel Ariel Sharon Koma 8 Tahun dan Membusuk Hidup-Hidup hingga Mati
Sejak muda, Ben Gurion tertarik pada ajaran Zionis. Ia sering menghadiri pertemuan dengan ayahnya, yang merupakan anggota lokal Hibbat Zion (pencinta Zion).
Dalam pertemuan tersebut, tanah Israel selalu menjadi topik pembicaraan utama yang selalu diingat oleh Ben Gurion. Bersama dua temannya, ia mendirikan kelompok Pemuda Zionis yang diberi nama Ezra Society pada tahun 1906.
Pada tahun tersebut, kelompok Pemuda Zionis bermigrasi ke Palestina dan bertransformasi menjadi buruh tani selama empat tahun. Pada tahun 1909, Ben Gurion menginjakkan kaki pertama kali di tanah Yerusalem, di mana ia melihat Tembok Barat.
Meskipun bukan seorang yang sangat beragama, melihat Tembok Barat membuat hatinya bergetar. Pada tahun berikutnya, Ben Gurion pindah ke Yerusalem untuk bekerja, dan pada saat itu, ia merubah namanya dari David Gruen menjadi David Joseph Ben Gurion.
Pada Perang Dunia Kedua tahun 1942, Ben Gurion dan beberapa rekannya berkumpul untuk memutuskan pendirian negara Yahudi di Palestina.
Pada Mei 1948, atas persetujuan Majelis Umum PBB, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, terbentuklah negara Israel. Ben Gurion secara resmi menyatakan pendirian negara Israel dan menjadi orang pertama yang menandatangani Deklarasi Kemerdekaan Israel.
Ben Gurion memimpin pemerintah sementara Israel selama Perang Arab-Israel pada 1948 dan menyatukan berbagai milisi Yahudi menjadi Angkatan Pertahanan Israel (IDF). Setelah perang, Ben Gurion pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Israel.
Selama kepemimpinannya, ia membantu membangun lembaga-lembaga negara dan memimpin proyek-proyek nasional untuk pembangunan negara. Dia juga mengawasi penyerapan sejumlah besar orang Yahudi dari seluruh dunia.
Pada tahun 1953, Ben Gurion mengundurkan diri dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan sebelum kembali menempati posisi itu pada tahun 1955. Di bawah kepemimpinannya, Israel merespons agresif terhadap serangan gerilya Arab.
BACA JUGA:Keluarga Bapak Zionisme Theodor Herzl Mati Tragis Sebelum Negara Israel Berdiri