Selanjutnya, cucu Herzl pertama dari Margarita, Stephan Theodor Neumann, melakukan bunuh diri di sebuah jembatan di Washington pada tahun 1946. Depresi yang melanda setelah kematian orangtuanya dalam peristiwa Holocaust mendorongnya untuk mengambil langkah tragis tersebut.
BACA JUGA:Kisah Mantan PM Israel Ariel Sharon Koma 8 Tahun dan Membusuk Hidup-Hidup hingga Mati
Stefan Theodor Neumann menjadi keturunan terakhir Herzl yang menemui nasib tragis, mengikuti jejak nasib tragis keturunan Herzl lainnya. Dengan rentetan peristiwa tersebut, keturunan Herzl akhirnya habis tanpa melihat terwujudnya negara yang mereka impikan.
Sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai "Israel" pada 14 Mei 1948.
Tak Semua Negara Mau Mengakui Israel di Tanah Palestina
Palestina adalah wilayah daratan kecil seluas sekitar 2400 mil persegi. Terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan, secara teoritis mencakup wilayah tepi barat, membagi Israel dan Yordania, dan juga Jalur Gaza, berbatasan dengan Israel dan Mesir.
Wilayah Palestina menjadi pusat konflik politik karena klaim sakral atau tanah suci. Israel menjaga hubungan diplomatik penuh dengan dua tetangga Arabnya, Mesir dan Yordania, setelah masing-masing menandatangani perjanjian perdamaian pada tahun 1979 dan 1994.
BACA JUGA:Sejarah Lengkap Zionisme dan Bukti Kelicikan Zionis Yahudi Merebut Tanah Palestina
Sejumlah negara tidak mengakui Israel, termasuk Pakistan, Aljazair, Bahrain, Chad, Komoro, Djibouti, Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Yaman, Afganistan, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Iran, Malaysia, Mali, Niger, Kuba, Korea Utara, dan Venezuela.
Beberapa negara juga tidak mengakui paspor Israel, seperti Pakistan, Bangladesh, Brunei, Iran, dan Irak. Bahkan, sekitar 14 negara di dunia menolak paspor Israel, seperti Pakistan, Aljazair, Bangladesh, Brunei, Iran, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Arab Saudi, Sudan, Suriah, dan Yaman.
Konflik antara Israel dan Palestina belum menemui titik terang, dengan ratusan orang menjadi korban. Negara-negara yang tidak mengakui Israel telah menegaskan sikapnya, menyusul peperangan yang terus berlangsung.
Hal ini menunjukkan bahwa cita-cita Theodor Herzl dalam mendirikan negara Yahudi telah terwujud, tetapi dengan konsekuensi tragis bagi banyak orang, termasuk kaum wanita, orang tua, dan anak-anak dari berbagai komunitas. Terlebih lagi tak ada satupun keturunannya yang merasakan bagaimana negara Israel berdiri hingga saat ini.