RADAR JABAR – Apakah jadi Jomblo seumur hidup bisa membuatmu bahagia? Apakah mempunyai pasangan akan membuatmu hidup bahagia? Semua pertanyaan tersebut akan kami bahas dalam 7 nasihat penting untuk para Jomblo. Terutama untuk kamu yang jomblo dari lahir.
Kami akan mengulas banyak aspek tentang hubungan, termasuk kencan, tentunya dengan berbagai perspektif, terutama dari sudut pandang psikologi. Silakan baca artikel ini sampai habis agar Anda dapat mengetahui jawaban atas pertanyaan di atas.
Bagi mereka yang menjomblo sejak lahir, kami tidak dapat mengklaim bahwa kami sepenuhnya memahami perasaan kalian. Namun, dengan banyaknya teman kami yang juga mengalami situasi serupa, kami cukup memahaminya.
Sebagai contoh, ada teman kami yang bernama A, dia adalah seorang introvert yang sangat menyukai bermain game dan menonton anime, jenis orang yang biasanya disebut wibu. Tidak ada maksud untuk merendahkan, karena banyak dari kami juga memiliki minat serupa.
Jomblo biasanya cenderung lebih suka menghabiskan waktu sendirian di dalam kamar. Sekarang, dia sudah berusia 25, 26, atau bahkan 27, tetapi masih menjomblo. Apakah ini normal? Tentu saja!
Kencan bukanlah suatu kewajiban, dan setiap orang memiliki waktu yang berbeda dalam hidupnya. Selama kamu tetap bahagia, jalani hidupmu dengan baik.
Kami memahami bahwa ada saat-saat ketika orang yang sudah lama menjomblo mulai mempertanyakan apakah mereka akan tetap sendirian selamanya.
Jadi, apakah kamu lebih baik menjomblo atau memiliki pasangan? Sebagai orang yang mempelajari ilmu psikologi, kami bisa memberi tahu Anda bahwa memiliki pasangan itu lebih baik, namun menjadi jomblo bukan berarti akan lebih buruk. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
7 Nasihat Penting untuk Para Jomblo
Kami mencoba merangkum beberapa nasihat untuk para single atau “jomblo” tentang arti hidup berdasarkan beberapa contoh kasus yang dialami manusia.
1. Tidak Ada Lagi Istilah Manusia "Tidak Laku"
Mari kita ambil contoh jika Anda lahir pada era 90-an. Anda pasti sering mendengar atau bahkan pernah mendapat nasihat, “cepat cari pasangan sebelum ketuaan, nanti gak laku”. Nasihat tersebut sudah tidak relevan di zaman sekarang. Sebab, mempunyai pasangan bukan jaminan kebahagiaan. Karena tidak sedikit orang yang hidupnya malah hancur sejak mempunyai pasangan.
2. Pahami Arti Kebahagiaan
Banyak orang yang berpikiran ingin memiliki anak, namun masih memiliki ketakutan. Mereka khawatir bahwa mungkin kami tidak dapat memiliki anak. Namun, mereka juga mulai melihat bahwa memiliki anak atau pasangan itu bukan masalah besar asalkan paham dengan tanggung jawab masing-masing.
Banyak juga yang menyadari bahwa tidak memiliki anak atau bahkan tidak memiliki pasangan sama sekali bukanlah masalah besar dalam hidup. Beberapa orang bahkan memilih alternatif lain, seperti memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau anjing, dan mereka bahagia dengan pilihan itu.
Kami melihat bahwa banyak orang bisa bahagia dalam berbagai cara, dan itu adalah pilihan mereka. Kita harus menghargai dan menghormati keputusan hidup orang lain. Kami juga melihat tren ini di negara-negara maju seperti Jepang, China, dan India, di mana populasi menurun karena orang lebih fokus pada pekerjaan dan gaya hidup yang berbeda.
Sekarang, meskipun mereka sudah menikah, mereka lebih memilih menikmati pekerjaan, melakukan perjalanan, dan menghabiskan uang untuk hal-hal lain daripada memiliki anak.