RADAR JAWA - Budaya Jawa, salah satu kekayaan budaya yang paling khas dan menarik di Indonesia, memiliki banyak aspek yang membuatnya begitu istimewa.
Salah satunya adalah sistem perhitungan waktu yang dikenal sebagai "weton Jawa" atau "wetonan." Sistem ini memadukan unsur-unsur astrologi, agama, dan budaya Jawa untuk menentukan hari-hari yang baik atau buruk untuk berbagai aktivitas, seperti pernikahan, kelahiran, atau acara penting lainnya.
Berikut adalah penjelasan secara rinci apa itu weton Jawa, bagaimana cara kerjanya, dan apa maknanya bagi masyarakat Jawa:
Asal Usul Weton Jawa
Weton Jawa memiliki akar yang dalam dalam budaya Jawa yang kaya dan beragam. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh konsep Hindu-Buddha yang berkembang di pulau Jawa pada masa lampau.
Dalam agama Hindu-Buddha, waktu dianggap sebagai manifestasi dari dewa-dewa dan pengaruh bintang-bintang terhadap kehidupan manusia.
Oleh karena itu, perhitungan waktu dan astrologi memiliki peran penting dalam mengambil keputusan sehari-hari.
Selama abad-abad berikutnya, agama Islam masuk ke pulau Jawa dan membawa pengaruh budaya yang berbeda. Namun, weton Jawa terus berkembang dan mengakomodasi unsur-unsur Islam, seperti penamaan hari dalam bahasa Arab, seperti "Minggu" (Ahad), "Senin" (Senin), dan seterusnya.
Akibatnya, weton Jawa menjadi perpaduan yang unik antara pengaruh Hindu-Buddha dan Islam, mencerminkan keragaman budaya Indonesia.
Dasar-dasar Weton Jawa
Weton Jawa didasarkan pada dua elemen utama: pasaran (lima hari dalam satu minggu) dan wuku (30 minggu dalam satu bulan).
Lima hari pasaran adalah Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon, sedangkan wuku adalah siklus 30 hari yang berulang.
Kombinasi dari kedua elemen ini menghasilkan 35 kombinasi yang berbeda yang mewakili setiap hari dalam bulan Jawa.