Mengulas Hubungan Agama dan Kesehatan Mental, Bisa Obati atau Sebabkan Depresi

Jumat 25-08-2023,13:48 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Namun, Frankl mengutip pendapat Fredrik Rules, seorang Pastor yang tinggal di salah satu lembaga pemasyarakatan di New York, yang menyatakan bahwa pendekatan setengah-setengah dalam hal ini akan membawa dampak negatif dan berbahaya.

Frankl tidak merekomendasikan pendekatan yang setengah-setengah dalam kaitannya dengan agama atau ideologi. Sebagai gantinya, dia mengusulkan pendekatan seperti yang dia lakukan melalui logoterapi, yang merupakan penemuannya.

Pendekatan ini mempertahankan pintu agama tetap terbuka dan membiarkan keputusan ada pada pasien. Pasien memiliki kebebasan untuk memilih apakah mereka ingin memasuki pintu tersebut atau tidak.

Penyebab Agama Bisa Picu Depresi

Agama dapat menjadi pemicu depresi dalam beberapa situasi jika kita salah mengartikan atau mengambil langkah gegabah untuk menjalankan agama.

1. Beragama untuk Membenci Agama Lain

Jika agama dijalani dengan penuh kebencian terhadap orang yang berbeda, ini dapat merusak hubungan dan bahkan menyebabkan konflik yang berujung pada kekerasan. Contohnya, Kerusuhan antar umat Hindu dan Islam di Delhi, India, mengakibatkan 42 orang tewas.

Sebagai contoh lain, tiga kakak beradik di sekolah dasar mengalami hambatan naik kelas selama tiga tahun, yang diduga disebabkan oleh perbedaan keyakinan agama, sekte, pandangan, atau perbedaan lainnya.

2. Beragama Atas Dasar Ketakutan

Kedua, agama juga dapat menjadi penyebab depresi jika dijalani dengan penuh ketakutan. Contohnya, seseorang mungkin takut akan dosanya sehingga merasa bahwa Tuhan murka dan tidak akan pernah mengampuninya. Juga, ketakutan dapat muncul akibat ancaman yang datang dari oknum-oknum dalam komunitas beragama.

3. Menganggap Segala Hal Buruk yang Terjadi Karena Kelemahan Iman

Stigma terkait agama juga dapat menyebabkan depresi pada mereka yang menjalani agama dengan penuh pikiran negatif. Stigma ini mungkin menciptakan pandangan bahwa depresi terjadi karena kelemahan iman, perilaku berdosa, atau ketidakmampuan dalam menjalankan ajaran agama.

BACA JUGA:8 Cara Menghilangkan Stres dengan Mudah Agar Pikiran Lebih Tenang demi Kesehatan Mental

Kesimpulan

John Swinton pada tahun 2001 dalam bukunya "Spirituality and Mental Health Care" membagi pandangan menjalani agama menjadi dua, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan mental.

Pertama, adalah menjalani agama secara intrinsik, di mana seseorang melihat agama sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar ritual, tapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Agama dijalani untuk memberi makna pada hidup, di mana apapun yang terjadi dianggap sebagai kehendak Tuhan yang baik dan memiliki imbalan baik di dunia dan akhirat.

Kategori :