RADARJABAR, BANDUNG - Pemkot Bandung kini masif menyosialisasikan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan Sampah) di masyarakat.
Hal ini, dilakukan agar permasalahan sampah di Kota Bandung dapat terselesaikan di hulu atau skala rumah tangga.
Masyarakat diajak untuk memilah sampah baik organik maupun anorganik. Nah, sampah anorganik ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat ditabung di Bank Sampah.
Warga yang menabung sampahnya ke bank sampah akan mendapatkan uang senilai bobot atau jenis sampah yang ditabung.
Artinya, sampah memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat yang rajin memilah sampah.
Perlu diketahui, produksi sampah Kota Bandung ada di kisaran 1.300 – 1.500 ton per hari.
Sampah tersebut berasal dari rumah tangga, industri, pusat-pusat perdagangan, dan lain-lain.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dudy Prayudi berharap, Kang Pisman bisa mengubah pola perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah, sehingga sampah yang diproduksi bisa berkurang yang akhirnya pembuangan sampah ke TPA pun berkurang.
"Saat ini, sampah Kota Bandung dibuang ke TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Namun tidak lama lagi, TPA Sarimukti akan habis masa pakainya," katanya, Minggu 14 Mei 2023.
Dengan kondisi tersebut, Kota Bandung beberapa kali menghadapi persoalan sampah.
Perubahan perilaku masyarakat melalui program Kang Pisman sejauh ini menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi produksi sampah Kota Bandung.
"Hadirnya bank sampah diharapkan bisa meningkatkan gairah masyarakat dalam menjalankan program Kang Pisman," ujarnya.
Untuk itu, bagi warga yang ingin bergabung dengan Bank Sampah Induk Kota Bandung dapat mengikuti cara-cara di bawah ini:
1. Pilah sampah sesuai jenis dari rumah (anorganik, organik, dan residu),
2. Setorkan sampah anorganik terpilah ke Bank Sampah,